digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Silmi Rahmani
PUBLIC Alice Diniarti

Pandemi COVID-19 menciptakan kebutuhan mendesak terhadap komponen uji diagnostik untuk deteksi SARS-CoV-2, diantaranya viral transport medium (VTM). Selain tantangan dalam memenuhi rantai pasokan, medium tersebut dilaporkan belum layak menjaga keamaan tenaga kesehatan, masyarakat, dan lingkungan selama pengangkutan spesimen klinis karena belum dapat menonaktifkan virus viabel SARS-CoV-2 yang infeksius. Agen chaotropik, seperti guanidium tiosianat, yang diaplikasikan bersama detergen anionik, chelator, bufer, dan surfaktan dalam suatu formulasi VTM inaktif (iVTM) dilaporkan dapat secara efektif menginaktivasi virus dan menjaga stabilitas materi genetik virus. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menentukan formulasi iVTM terbaik dari dua sediaan pH (pH 4 dan pH 6), mengevaluasi stabilitas RNA virus dalam sediaan selama 30 hari pada suhu 4 oC dan 25-28 oC (suhu ruang), dan memvalidasi iVTM sebagai komponen diagnostik untuk deteksi SARS-CoV-2 dibandingkan dengan VTM komersil. Deaktivasi virus secara in vitro menggunakan SARS-CoV-2 Isolat Indonesia (varian B1) sebagai model virus. SARS-CoV-2 dikultivasi pada sel Vero E6 dengan MOI (Multiplicity of Infection) 0,01. Infektivitas virus setelah proses deaktivasi dalam iVTM inaktif ditentukan dengan metode TCID50 (50% Tissue Culture Infective Dose). Titer SARS-CoV-2 yang diukur berdasarkan konsentrasi virus viabel yang ditentukan dengan rumus perhitungan Reed & Muench. Analisis terhadap RNA SARS-CoV-2 untuk uji stabilitas ditentukan dengan uji multipleks RT-qPCR menggunakan kit RT-qPCR mBioCov-19 yang menargetkan gen RdRp dan Helicase dari SARS-CoV-2. Analisis terhadap RNA SARS-CoV-2 untuk uji validitas ditentukan dengan uji multipleks RT-qPCR menggunakan kit Fosun COVID-19 RT-PCR yang menargetkan gen E, N, dan ORf1b dari SARS-CoV-2. Proses pengujian pada penelitian dilakukan dalam BSC (Biosafety Cabinet) tipe II dengan tingkat keamanan Biosafety Level 3 (BSL 3) di Pusat Riset Bioteknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Berdasarkan hasil penelitian, iVTM pH 6 merupakan formulasi sediaan terbaik terbaik dibandingkan dengan iVTM pH 4. Hasil uji stabilitas menunjukkan bahwa iVTM pH 6 mampu mempertahankan RNA SARS-CoV-2 hingga 30 hari baik pada suhu 4?C maupun suhu 25-28?C (suhu ruang). Selain itu, iVTM pH 6 dapat menghilangkan kemampuan infeksi SARS-CoV-2 pada jangka waktu kontak minimal 5; 15; dan 30 menit (reduksi titer virus lebih dari 4,5 log10). Hasil uji stabilitas jangka panjang terhadap kualitas iVTM pH 6 selama 4 bulan (penyimpanan pada suhu 25- 28oC) menunjukkan kestabilan yang baik, ditunjukkan dengan tidak adanya perubahan warna, kejernihan, pH, serta pertumbuhan bakteri dan jamur. Hasil uji validitas terhadap 20 spesimen klinis menunjukkan bahwa VTM inaktif pH 6 sebagai komponen diagnostik mampu mendeteksi SARS-CoV- 2 dengan analisis RT-qPCR ketika dibandingkan dengan VTM komersial (Jun Nou® VTM) sebagai kontrol. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa iVTM pH 6 hasil formulasi mampu menjaga kualitas dan kuantitas materi genetik SARS-CoV-2 selama proses penyimpanan hingga 30 hari pada suhu ruang serta dapat mendeaktivasi viabel virus SARS-CoV-2 dalam 5 menit. Temuan pada penelitian ini diharapkan agar iVTM pH 6 dapat menjadi alternatif produk yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan VTM dalam negeri dan mendukung pengujian diagnostik COVID-19 di Indonesia.