Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dan Tempuyung (Sonchus arvensis L.) merupakan dua
tanaman yang sering digunakan pada pengobatan tradisional dan juga telah terdapat penelitian
ilmiah terkait kedua tanaman. Studi dilakukan dengan metode kajian pustaka, sebanyak 34 jurnal
terkait binahong dan 25 jurnal terkait tempuyung masuk ke dalam kriteria inklusi studi dan
dilakukan analisis lebih lanjut. Binahong terkandung senyawa seperti flavonoid, alkaloid dan
steroid/triterpenoid, kemudian pada tempuyung terkandung senyawa seperti atas flavonol,
flavonol glikosida, monoasil galaktosilgliserol, seskuiterpen lakton, dan asam kuinat. Binahong
terbukti memiliki aktivitas antioksidan, antihipertensi, antibakteri, renoprotektif, antidiabetes,
antidislipidemia, protease inhibitor, sitotoksik, penyembuhan luka, antiobesitas, antivirus, inhibitor
xantin oksidase, gastroprotektif, dan analgesik. Berdasarkan evaluasi keamanan, binahong aman
digunakan baik pada dosis tunggal ataupun dalam jangka panjang, dan berdasarkan evaluasi
teratogenik binahong tidak menimbulkan efek teratogen. Sampai saat ini tidak ditemukan studi
klinik pada binahong. Kemudian tempuyung terbukti memiliki aktivitas antioksidan, antiurolitik,
antihipertensi, inhibitor xantin oksidase, antihiperurisemia, kardioprotektif, antiinflamasi,
antikanker, gagal ginjal akut, hepatoprotektif, dan antidisentri. Pada studi klinik, tempuyung
termasuk ke dalam formula saintifikasi jamu untuk hiperurisemia dan hiperkolesterolenemia dan
terbukti memiliki efek pada keduanya. Berdasarkan evaluasi keamanan, tempuyung aman
dikonsumsi dalam dosis tunggal maupun jangka panjang dan evaluasi teratogenik tidak
menunjukkan adanya efek teratogen.