digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dan Tempuyung (Sonchus arvensis L.) merupakan dua tanaman yang sering digunakan pada pengobatan tradisional dan juga telah terdapat penelitian ilmiah terkait kedua tanaman. Studi dilakukan dengan metode kajian pustaka, sebanyak 34 jurnal terkait binahong dan 25 jurnal terkait tempuyung masuk ke dalam kriteria inklusi studi dan dilakukan analisis lebih lanjut. Binahong terkandung senyawa seperti flavonoid, alkaloid dan steroid/triterpenoid, kemudian pada tempuyung terkandung senyawa seperti atas flavonol, flavonol glikosida, monoasil galaktosilgliserol, seskuiterpen lakton, dan asam kuinat. Binahong terbukti memiliki aktivitas antioksidan, antihipertensi, antibakteri, renoprotektif, antidiabetes, antidislipidemia, protease inhibitor, sitotoksik, penyembuhan luka, antiobesitas, antivirus, inhibitor xantin oksidase, gastroprotektif, dan analgesik. Berdasarkan evaluasi keamanan, binahong aman digunakan baik pada dosis tunggal ataupun dalam jangka panjang, dan berdasarkan evaluasi teratogenik binahong tidak menimbulkan efek teratogen. Sampai saat ini tidak ditemukan studi klinik pada binahong. Kemudian tempuyung terbukti memiliki aktivitas antioksidan, antiurolitik, antihipertensi, inhibitor xantin oksidase, antihiperurisemia, kardioprotektif, antiinflamasi, antikanker, gagal ginjal akut, hepatoprotektif, dan antidisentri. Pada studi klinik, tempuyung termasuk ke dalam formula saintifikasi jamu untuk hiperurisemia dan hiperkolesterolenemia dan terbukti memiliki efek pada keduanya. Berdasarkan evaluasi keamanan, tempuyung aman dikonsumsi dalam dosis tunggal maupun jangka panjang dan evaluasi teratogenik tidak menunjukkan adanya efek teratogen.