digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Fauzan Muttaqin Sireg
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

Fasilitas kesehatan merupakan salah satu ruang publik yang krusial saat ini. Hadirnya pandemi COVID 19 berdampak sangat signifikan terhadap peningkatan kegiatan yang terjadi dalam lingkungan fasilitas kesehatan, tidak terkecuali di laboratorium kesehatan daerah (labkesda) Jawa Barat yang saat ini turut aktif dalam melakukan pemeriksaan sampel COVID 19. Pentingnya kegiatan yang berlangsung di labkesda Jawa Barat, menjadikan lingkungan sekitar labkesda harus bersih dan sehat sehingga mencegah terjadinya penularan penyakit pada tenaga medis, maupun masyarakat yang datang untuk memeriksakan diri. Aerosol menjadi salah satu sumber penyebaran penyakit yang tanpa disadari memiliki resiko yang tinggi. Salah satu senyawa berbahaya pada aerosol yang dapat menyebabkan penyakit adalah endotoksin yang diketahui berasosiasi dengan banyak penyakit saluran pernafasan. Oleh karena itu pemetaan mengenai kualitas udara berdasarkan parameter endotoksin di labkesda baik didalam maupun diluar ruangan sangat penting untuk dapat mengurangi resiko penularan penyakit pada fasilitas kesehatan. Pengambilan sampel udara dilakukan di 6 titik dalam ruangan, dan 10 titik luar ruangan labkesda pada siang dan malam hari. Hasilnya didapatkan konsentrasi endotoksin antara 0,07 EU/m3-2,63 EU/m3 di dalam ruangan, dan 0,22 EU/m3-2,62 EU/m3 di luar ruangan. Konsentrasi endotoksin tertinggi di dalam ruangan didapatkan di ruang pendaftaran layanan labkesda, sementara di luar ruangan didapatkan di pagi hari di ujung lorong bagian depan yang menjadi jalur mobilisasi dari gedung 1 menuju gedung 2 dan sebaliknya. Didapatkan juga kecenderungan bahwa konsentrasi endotoksi di udara lebih tinggi pada siang hari dibandingkan dengan malam hari, yang didapatkan pada 8 dari 10 titik pengambilan sampel luar ruangan. Dari hasil ini, diduga bahwa sumber endotoksin utama bukan berasal dari lingkungan di sekitar labkesda, melainkan berasal dari aktivitas manusia yang cederung jauh lebih tinggi pada siang hari dibandingkan dengan malam hari. Studi lebih lanjut, dapat dilakukan juga pemetaan diversitas mikroba udara labkesda untuk dapat mengetahui sumber utama bakteri penghasil endotoksin, serta dapat dilakukan juga analisis struktur kimia dari endotoksin, sehingga dapat diketahui dengan lebih jelas resiko penyakit apa yang dapat ditimbulkan.