Anticlimber adalah komponen kereta untuk mencegah terjadinya peristiwa tumpang
tindihnya kedua kereta yang bertabrakan. Pada saat ini rancangan anticlimber versi ketiga
sudah dikembangkan oleh Yazid (2019). Rancangan tersebut baru diproduksi sebanyak 40
unit dan dapat diproduksi hingga 9.000 unit. Untuk dapat diproduksi sebanyak 9.000 unit,
Pada tugas sarjana ini, rancangan anticlimber versi ketiga akan dianalisis dari sisi manufaktur
dan perakitan untuk meningkatkan kemampuan rancangan dari sisi manufaktur dan perakitan.
Rancangan anticlimber akan dianalisis menggunakan metode Design for Manufacture
and Assembly (DFMA) untuk mendapatkan proses manufaktur, biaya manufaktur, dan waktu
perakitan. Lalu akan dipilih proses manufaktur yang digunakan untuk memproduksi
anticlimber. Setelah itu akan ada evaluasi dari rancangan anticlimber sebelumnya.
Selanjutnya diberikan rekomendasi perubahan rancangan anticlimber berdasarkan proses
manufaktur yang digunakan dan evaluasi rancangan sebelumnya. Pada akhirnya rancangan
anticlimber akan dibandingkan dengan metode DFMA.
Proses manufaktur yang dipilih untuk memproduksi anticlimber adalah penempaan
untuk bagian ribs anticlimber, pemotongan plasma untuk bagian pelat anticlimber, dan
pengelasan GMAW untuk perakitannya. Hasil analisis DFA pada rekomendasi perubahan
rancangan anticlimber didapatkan proses perakitan sebanyak 24 tahap, waktu perakitan
sebesar 297 detik, dan indeks DFA sebesar 6,1%. Sedangkan pada analisis DFM didapatkan
estimasi biaya per satu komponen untuk produksi sebanyak 9.000 unit. Yaitu sebesar
Rp702.500,00 untuk memproduksi bagian ribs anticlimber dengan penempan dan sebesar
Rp595.500,00 untuk memproduksi bagian pelat anticlimber dengan pemotongan plasma.