digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Leo Ricky
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

Pipa merupakan fasilitas penunjuang yang sangat penting didalam industri minyak dan gas, hal ini membuat desain pipa yang memenuhi standar sangat penting. Dalam tugas akhir ini dilakukan desain pipa penyalur cairan sepanjang 7.9 km dan pipa penyalur gas sepananjang 13.2 km, kedua pipa tersebut diperkirakan akan melewati daerah sungai sehingga diperlukan analisis untuk memastikan kestablilannya saat melewati daerah sungai. Terdapat beberapa tahapan dalam proses desain pada tugas akhir ini, pertama dilakukan proses pemilihan lapisan pipa (Corrosion Resistance Alloy, Corrosion Coating, dan Dinding Pipa), pemilihan ketebalan dinding berdasarkan BS EN ISO 218091:2011, dan desain tebal dinding pipa mengacu pada standar desain ASME B31.4 untuk pipa cairan, ASME B31.8 untuk pipa gas, dan ASME 36.10 untuk pemilihan pipa yang akan digunakan. Selanjutnya dilakukan analisis kestabilan pipa ketika melewati daerah sungai, kestabilan dihitung dengan mengacu kepada standar desain DNV RP- E305, apabila pipa tidak stabil dilakukan desain pemberat beton berbentuk kubus yang akan diletakan pada kedua ujung pada setiap 1 pipa yang melewati sungai. Kemudian dilakukan beberapa analsis untuk memastikan pipa tidak mengalami kegagalan pada kondisi operasi, dilakukan analisis thermal end exspansion, analisis stress pada pipa dengan perangkat lunak Ceasar II, dan analisis Upheaval Buckling mengacu pada OTC 6335. Berdasarkan perhitungan dan analisis yang dilakukan, didapatkan Pipa Cairan akan didesain dengan material pipa API 5L-X65, material CRA Incolony 825, material external corrosion coating 3LPP, dengan tebal external corrosion coating 3 mm dan tebal dinding pipa 2.108 mm, sedangkan Pipa gas akan didesain dengan material pipa API 5L-X65, material CRA Stainlesss steel 316, material external corrosion coating 3LPP, dengan tebal external corrosion coating 3 mm dan tebal dinding pipa 8.38 mm. Selanjutnya untuk kestablilan pada daerah sungai, didapatkan bahwa pipa cairan stabil ketika melewati sungai, sedangkan pipa gas tidak stabil pada kondisi installasi, sehingga ditambahkan pemberat beton berbentuk kubus dengan rusuk 1 m yang akan diletakan pada kedua ujung disetiap 1 pipa. Pada analisis thermal end expansion didapatkan untuk pipa cairan nilai virtual anchor pada kondisi hidrotes sebesar 26.271 m dan pada kondisi operasi sebesar 135.44 m dengan panjang ekspansi pada kondisi hidrotest sepanjang 2.237 mm dan pada kondisi operasi sepanjang 59.205 mm, kemudian untuk pipa gas, nilai virtual anchor pada kondisi hidrotes sebesar 64.948 m dan pada kondisi operasi sebesar 244.455 m dengan panjang ekspansi pada kondisi hidrotest sepanjang 8.028 mm dan pada kondisi operasi sepanjang 113.127 mm. Kemudian dilakukan analisis stress pada pipa gas dengan menggunakan perangkat lunak ceasar II, didapatkan stress yang terjadi disepanjang pipa lebih kecil dari Allowable Stress, sehingga pipa tidak akan mengalami kegagalan. Terakhir, dilakukan analisis upheaval buckling pada pipa gas, didapatkan pipa akan mulai mengalami kegagalan pada saat ketinggian imperfection height setinggi 5.1 m.