Abstrak :
Anisotropi magnetik pada 35 sampel diorit dari Trenggalek, Jawa Timur telah dikaji melalui dua metoda pengukuran, masing-masing metoda AAS (Anisotropy of anhysteretic susceptibility) dan metoda AMS (Anisotropy of magnetic susceptibility). Kajian dilakukan untuk membandingkan kesesuaian dan efektifitas kedua metoda di atas. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa batuan diorit mempunyai derajal anisotropi rata-rata yang cukup tinggi, masing-masing 37,1% dengan metoda AAS dan 23,7% dengan metoda AMS. Sumbu-sumbu suseptibilitas utama pada kedua metoda menunjukkan arah yang tersebar. Dari segi waktu pengukuran, metoda AMS jauh lebih efektif dibanding metoda AAS. Metoda AAS lebih sensitif terhadap mineral-mineral ferromagnetik yang berukuran kecil, sementara metoda AMS juga dipengaruhi oleh mineral-mineral paramagnetik atau mineral-mineral ferromagnetik yang berukuran besar. Terlepas dari keunggulan dan kelemahannya, kedua metoda dapat saling mendukung.