AbstrakPengaruh fenomena monsun terhadap iklim wilayah Asia berbedabeda dalam intensitas dan lamanya. Beberapa tempat seperti India dan sekitarnya mengalami dampak yang sangat kuat terhadap produktivitas pertanian yang berkaitan dengan curah hujan. Monsun kuat ditandai dengan jumlah curah hujan yang besar dan monsun lemah ditandai dengan sedikitnya curah hujan.
Pemanasan muka taut suatu wilayah di samudra Pasifik berupa 'kolam panas' mempengaruhi keadaan atmosfer diatasnya dan iklim wilayah sekitamya. Beberapa penelitian menunjukkan adanya saling pengaruh antara terjadinya `kolam panas' clan kondisi monsun berupa awal-akhirnya, kuat-lemahnya, dan lama pengaruhnya.
Data pengamatan meteorologi yang kontinu sulit diperoleh, salah satu metoda untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan data keluaran model sirkulasi umum (GCM). Model yang digunakan adalah GCM R21, 9 Paras yang telah menjadi objek penelaahan para peneliti LAPAN.
Menggunakan simulasi data curah hujan dan kecepatan angin bulanan tahun 1995, 1997 dan 1998 yang secara berurutan mewakili kondisi normal, El Nino, dan La Nina yang akan di analisa pengaruh pemanasan (warmpool) diwilayah samudra Pasifik terhadap kondisi hujan dan gerakan angin diwilayah monsun Indonesia dan Australia Utara.