Indonesia memiliki banyak keanekaragaman flora yang dijadikan sebagai obat. Salah satu
flora yang dapat dijadikan sebagai obat adalah temulawak (Curcuma xanthorrhiza).
Tumbuhan ini mengandung komponen kimia yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri,
yaitu santorizol. Pada penelitian telah ini dilakukan pemurnian santorizol dari ekstrak metanol
rimpang temulawak. Melalui dua tahap pengerjaan kromatografi, yaitu kromatografi cair
vakum dan kromatografi radial. Karakterisasi struktur molekul santorizol dilakukan dengan
menggunakan data NMR. Selanjutnya, pada penelitian ini juga telah dilakukan optimasi
pemisahan santorizol dengan metode kromatografi cair vakum menggunakan fasa diam CaO.
Parameter yang dioptimasi adalah perbandingan massa ekstrak terhadap massa CaO dari 1:160
hingga 1:20, dengan pelarut pengelusi n-heksana. Optimasi yang paling baik terjadi pada
perbandingan massa ekstrak terhadap massa CaO 1:80 dengan jumlah elusi 8 kali, masingmasing 30 mL. Pada kondisi tersebut, presentase massa total ekstrak yang terelusi adalah
sebesar 67%, dimana fraksi kaya dengan santorizol berada pada fraksi ke 3 hingga 8.