Kehadiran Rekam Kesehatan Elektronik (RKE) dapat memberikan potensi untuk
meningkatkan interoperabilitas antar pelayanan kesehatan. Interoperabilitas adalah
kemampuan dua atau lebih sistem untuk bertukar informasi dan menggunakan
informasi tersebut. Interoperabilitas memberikan kemudahan dalam menyediakan
informasi kesehatan secara tepat dan dalam waktu yang tepat untuk memenuhi
kebutuhan perawatan pasien. Namun, pada praktiknya tidak semua penggunaan
RKE telah mencapai tingkatan interoperabilitas. Indonesia turut
mengimplementasikan RKE yang dikembangkan dalam bentuk aplikasi Sistem
Informasi Kesehatan. Namun pengembangan SIK di Indonesia masih
terfragmentasi sehingga menghambat proses komunikasi antar sistem. Sejumlah
standar interoperabilitas telah dikembangkan untuk mendukung interoperabilitas
data kesehatan serta menghubungkan antar sistem yang berbeda agar dapat
berkomunikasi dengan cara yang sama melintasi batas sistem. Fast Healthcare
Interoperability Resource (FHIR) merupakan standar interoperabilitas yang
dikembangkan Health Level Seven (HL7) untuk mendukung pertukaran data
kesehatan dalam format digital secara syntactic dan semantic. FHIR terdiri atas
FHIR Resource dan Representational State Transfer Application Programming
Interface (REST API). Penelitian ini membahas mengenai penerapan standar FHIR
untuk interoperabilitas RKE Indonesia pada studi kasus poliklinik umum. Peneliti
melakukan mapping dan gap analysis untuk melihat kemampuan FHIR Resource
dalam merepresentasikan kebutuhan elemen data rekam medis poliklinik umum di
Indonesia. Hasil mapping dan gap analysis menunjukan bahwa perancangan Profile
dibutuhkan untuk memberikan spesifikasi penggunaan FHIR Resource yang
memenuhi kebutuhan rekam medis poliklinik umum Indonesia. Tahap berikutnya
adalah mengimplementasikan standar FHIR pada perancangan prototipe
interoperabilitas RKE dalam bentuk client-server dengan mengimplementasikan
FHIR Resource dan REST API untuk melakukan pertukaran data. Data rekam
medis dipertukarkan dalam bentuk FHIR Resource dengan menyesuaikan
spesifikasi Profile. Hasil pengujian prototipe menunjukan bahwa, penerapan
standar interoperabilitas FHIR pada RKE Indonesia memberikan kelayakan untuk
melakukan interoperabilitas secara sintaktis dan semantik.