Internet of Things (IoT) merupakan istilah untuk perangkat fisik seperti kendaraan,
peralatan rumah tangga, dan peralatan elektronik yang terhubung dengan internet. Dalam
penelitian ini, fokus utama terdapat pada teknologi rumah pintar sebagai bidang khusus di
sektor IoT yang luas. Hal ini dapat didefinisikan sebagai sistem yang terdiri dari perangkat
elektronik yang dapat dikelola dan dikendalikan dari jarak jauh secara otomatis melalui
website atau aplikasi seluler. Berbagai keuntungan dapat diperoleh dengan mengadopsi
rumah pintar seperti mengendalikan elektronik dari jarak jauh dengan menggunakan sensor
otomasi sehingga penggunaan energi lebih efektif. Jika menyangkut keuntungan, efisiensi
listrik jelas memiliki efek langsung pada tagihan listrik bulanan. Oleh karena itu, penelitian
ini berfokus pada analisis penerimaan teknologi rumah pintar di sektor perkantoran, sebagai
salah satu sektor B2B yang memperhatikan efisiensi sumber daya, termasuk efisiensi energi
listrik. Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi niat perilaku untuk
menggunakan teknologi rumah pintar pada perkantoran di Indonesia menggunakan variabel
perceived value dan model UTAUT , yang berisi empat variabel independen Performance
Expectancy (PE), Effort Expectancy (EE), Social Influence (SI), dan Facilitating Condition
(FC) . Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan
mengedarkan kuesioner online untuk mendapatkan data dari 260 orang yang memenuhi
kriteria. Regresi Linier Berganda digunakan untuk pemrosesan data. Temuan menunjukkan
bahwa niat perilaku secara signifikan dipengaruhi oleh empat variabel yaitu Effort
Expectancy, Social Influence, Perceived Value dan Facilitating Condition . Sementara
Performance Expectancy tidak signifikan pada niat perilaku untuk menggunakan teknologi
rumah pintar.
Kata kunci: Internet of Things, teknologi rumah pintar , perkantoran , Unified Theory of
Acceptance and Use of Technology, Multiple Linear Regression