digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

A bstrak: Telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui siklus reproduksi Petaurus breviceps papuanus (sugar glider) betina dalam kondisi penangkaran tanpa individu jantan. Pengamatan dilakukan pada 15 ekor sugar glider betina dari bulan September 1998 sampai dengan Juni 1999. Panjang siklus estrus dan panjang masing-masing tahapan penyusun siklus estrus ditentukan dengan membuat apusan vagina dengan pewarnaan Giemsa setiap 3 atau 4 hari. Penentuan kandungan hormon E2 dan LH dilakukan dengan metode RIA sedangkan pembuatan sediaan histologi dilakukan untuk mengetahui respons organ reproduksi selama satu siklus estrus. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa siklus estrus sugar glider berlangsung secara berulang pada bulan September sampai dengan Desember dan bulan April sampai Juni sehingga periode tersebut merupakan musim kawin, sedangkan periode anestrus berlangsung dari bulan Januari sampai Maret. Siklus estrus berlangsung selama 28 sampai 33 hari dengan fase proestrus, estrus, metestrus dan diestrus masing-masing berlangsung selama 3 sampai 4, 2 sampai 3, 3 sampai 4 dan 18 sampai 21 hari. Dalam satu siklus estrus, terjadi perubahan kandungan hormon E2 dan LH, tertinggi dicapai pada fase estrus dan terendah dicapai pada fase diestrus bersamaan dengan terdapatnya folikel antral besar dan korpus luteum dalam ovarium. Berat, diameter, tebal dinding dan struktur histologi organ penyusun saluran reproduksi mengalami perubahan yang sejalan dengan perubahan kandungan hormon. Dapat disimpulkan bahwa dalam kondisi penangkaran tanpa individu jantan, sugar glider mempunyai dua periode musim kawin dengan panjang siklus estrus 28 sampai 33 hari. Berlangsungnya siklus estrus pada musim kawin disebabkan oleh aktivitas folikel ovarium dalam mensekresi hormon seks di bawah kontrol gonadotropin, dan organ penyusun saluran reproduksi berespons terhadap perubahan hormon seks tersebut.