ABSTRAK Bagus Winata
PUBLIC yana mulyana COVER Bagus Winata
PUBLIC yana mulyana BAB 1 Bagus Winata
PUBLIC yana mulyana BAB 2 Bagus Winata
PUBLIC yana mulyana BAB 3 Bagus Winata
PUBLIC yana mulyana BAB 4 Bagus Winata
PUBLIC yana mulyana BAB 5 Bagus Winata
PUBLIC yana mulyana PUSTAKA Bagus Winata
PUBLIC yana mulyana
Latar belakang: Penelitian mengenai karakteristik fisiologi bulutangkis dan analisis performa
bulutangkis di Indonesia masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menilai
karakteristik fisiologi atlet bulutangkis junior Indonesia, khususnya kategori ganda putra, dan
menggunakan temuan tersebut untuk merencanakan metode desain pelatihan yang baik dan
benar. Metode: Secara keseluruhan, 12 atlet bulutangkis junior putra dari klub bulutangkis Jaya
Raya, direkrut untuk menjadi subjek. Semua peserta menyelesaikan dua sesi percobaan. Sesi
pertama (uji laboratorium), VO2max diukur dengan menggunakan protokol incremental
(velocity dependent ramp test), dan sesi kedua (uji lapangan), para peserta memainkan
pertandingan simulasi di lapangan, sesuai dengan peraturan Badminton Word Federation
(BWF) saat ini. Hasil: Sebanyak 350 relly dianalisis. Analisis statistik mengungkapkan, atlet
bulutangkis junior kategori ganda putra lebih sering memukul shuttlecock dengan teknik drive
shot (466 pukulan). Untuk fB, ANOVA mengungkapkan perbedaan yang signifikan antara
pasangan 3 vs pasangan 6 (p = 0,004), pasangan 4 vs pasangan 6 (p = 0,030), juga pasangan 5
vs pasangan 6 (p = 0,023). Untuk hasil kadar asam laktat, ANOVA mengungkapkan efek utama
waktu yang signifikan (p = 0,001) dan kelompok (p = 0,001). Selanjutnya, uji-t independen
menunjukkan signifikansi rata-rata denyut jantung di antara kondisi laboratorium dan di
lapangan (p = 0,001). Kesimpulan: Hasil temuan dalam penelitian ini, memberikan bukti
bahwa karakteristik performa kategori ganda putra bulutangkis adalah permainan berjeda
(intermittent) intensitas tinggi dan moderate dengan dominasi istirahat singkat yang lebih
panjang daripada setiap relly yang telah dilakukan, dengan hal tersebut penelitian ini semakin
menegaskan bahwa sistem proses anaerobik (alactic acid) memainkan peran terbesar dalam
memasok energi, terutama dalam setiap gerakan yang memiliki eksploitas tinggi selam proses
pertandingan. Atas dasar temuan ini, kami mendorong pelatih dan atlet untuk menggunakan
pelatihan yang bersifat high-intensity interval training (HIIT), sebagai pelatihan desain dalam
meningkatkan performa atlet bulutangkis, khususnya atlet bulutangkis kategori ganda putra
Indonesia.