Hipertensi, ditandai dengan tekanan darah (TD) sistolik ?140 mmHg dan/atau TD diastolik ?90
mmHg, merupakan penyakit kardiovaskular paling umum diderita masyarakat. Banyak masyarakat
Indonesia menggunakan tanaman tradisional untuk terapi hipertensi disebabkan mudah diperoleh
dengan harga terjangkau. Tetapi panduan penggunaan tanaman tradisional untuk terapi hipertensi,
termasuk apabila digunakan bersamaan dengan obat standar, belum banyak dipublikasikan.
Mentimun, salah satu tanaman yang banyak digunakan untuk menurunkan TD, namun mekanisme
kerjanya terhadap reseptor angiotensin belum diketahui. Oleh karenanya dilakukan penelitian ini
yang bertujuan untuk menginventarisasi penelitian tanaman yang digunakan untuk terapi
hipertensi; dan mengetahui mekanisme kerja buah mentimun serta pengaruhnya bila dikombinasi
dengan pemblok reseptor angiotensin. Pengukuran TD dilakukan dengan alat CODA® tail-cuff. Dosis
jus buah mentimun yang digunakan adalah 9, 18, 27, 36 mg/kg-bb; kombinasi mentimun 4,5 mg/kgbb + Losartan 2,25 mg/kg-bb; mentimun 9 mg/kg-bb + Losartan 2,25 mg/kg-bb; 13,5 mg/kg bb
mentimun + Losartan 2,25 mg/kg-bb; 18 mg/kg bb mentimun + 2,25 mg/kg-bb
Losartan; serta Losartan 4,5 mg/kg-bb. Induksi hipertensi dilakukan dengan pemberian angiotensin-
II 100 µg/kg-bb. Hasil menunjukkan Onopordum acanthium L., Apium graveolens L., Ginkgo
biloba L., dan Tripterygium wilfordii Hook. f. dapat digunakan sebagai alternatif/terapi adjuvan
terapi hipertensi dan bila dikombinasi dengan obat standar akan meningkatkan efek antihipertensi.
Jus buah mentimun dosis 36 mg/kg-bb dapat menurunkan TD yang berbeda bermakna terhadap
kontrol (p<0,05) tetapi tidak berbeda bermakna terhadap standar/Losartan (p = 1,0) melalui
penghambatan reseptor angiotensin. Semakin tinggi dosis yang digunakan semakin besar efek
penurunan tekanan darahnya. Mentimun berinteraksi sinergis dengan Losartan sehingga bila
digunakan bersamaan akan meningkatkan efek antihipertensi.