COVER Syifa Salsabilla Rizkita
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Syifa Salsabilla Rizkita
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Syifa Salsabilla Rizkita
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Syifa Salsabilla Rizkita
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Syifa Salsabilla Rizkita
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Syifa Salsabilla Rizkita
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Syifa Salsabilla Rizkita
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Berdasarkan pengujian serologi HBsAg, prevalensi penyakit hepatitis B di Indonesia mencapai 7.1%
yang tergolong infeksi hepatitis B endemik tingkat moderat. Pengobatan terhadap penyakit hepatitis
B dilakukan dengan cara menghambat replikasi virus yang dipantau keberhasilannya melalui tes
diagnostik berbasis real-time PCR. Namun hingga saat ini, belum terdapat tes diagnostik HBV
berbasis real-time PCR buatan dalam negeri. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
melakukan pengembangan tahap awal tes diagnostik berbasis real-time PCR untuk mendeteksi HBV
di Indonesia. Pada penelitian ini, studi in silico dilakukan untuk menentukan daerah target
amplifikasi melalui multiple sequence alignment (MSA). Sekuen primer yang mengamplifikasi
daerah tersebut dirancang dengan menggunakan software SnapGeneTM dengan parameter panjang
15-30 bp, konten GC 30-80 %, dan melting temperature (Tm) diatas 55oC. Pembuatan kontrol positif
dilakukan dengan mengonstruksi sekuen target pada backbone plasmid pUC57. Pengujian
amplifikasi dilakukan dengan metode real-time PCR. Untuk mendapatkan konsentrasi primer
terbaik, dilakukan pengujian konsentrasi primer 100, 200, dan 300 nM. Daerah target amplifikasi
yang dipilih adalah daerah S dari genom HBV B3, yakni nukleotida ke-183 hingga 269. Primer yang
dirancang memiliki karakteristik yang baik dan bersifat cukup lestari pada 60 sekuen genom HBV
dari berbagai genotipe. Dari penelitian ini, didapatkan empat kandidat kombinasi primer untuk
meminimalkan terbentuknya artefak dimer yang dapat menurunkan efisiensi uji diagnostik yaitu
100-300 nM primer forward, dan 200 nM primer reverse; serta 100 nM primer forward dan 300 nM
primer reverse. Hasil real-time PCR menunjukkan bahwa primer tersebut berhasil mengamplifikasi
suatu sekuen secara spesifik dengan nilai Tm mendekati prediksi in silico, yakni 80oC. Berdasarkan
hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa primer yang dirancang dapat menjadi kandidat primer
dalam tes diagnostik berbasis real-time PCR untuk mendeteksi penyakit hepatitis B di Indonesia.