digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2020 TA PP AYU NOVITA SARI 1.pdf)u
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

Remaja berlangsung ketika individu berusia 13 atau 14 tahun sampai 18 atau 21 tahun (Hurclock 1996). Menurut teori social learning manusia akan cenderung meniru apa saja yang telah mereka lihat apalagi untuk remaja yang berada dalam fase mencari jati diri. Pembentukan jati mereka sangat dipengaruhi oleh role model dan lingkungan yang tengah mereka tinggali baik lingkungan fisik atau lingkungan sosial media. Penelitian yang dilakukan oleh Defy media (2015) 96% dari remaja berumur 13- 24 tahun menggunakan youtube secara rutin. Salah satu konten youtube yang banyak diminati adalah video prank. Video prank sering kali menjadi trending di youtube. Namun karena kebanyakan hanya mengejar viewers video prank tersebut kebanyakan kurang baik untuk ditonton karena kurang etis atau membahayakan. Menurut hasil survey yang dilakukan penulis, remaja yang berada dalam masyarakat modern kurang menyukai video prank sementara remaja yang berada dalam masyarakat transisi mengganggap video prank itu menarik. Biasanya remaja yang hidup di desa termasuk ke dalam masyarakat transisi. Untuk itu diperlukan seorang role model bagi remaja untuk menyampaikan tentang bahaya dari video prank. Role model tersebut bisa berupa karakter fiksi dari sebuah animasi. Menurut hasil survey yang dilakukan remaja yang menyukai video prank juga menyukai animasi pendek lucu seperti sinopal dan dalang pelo, selain itu animasi juga merupakan media yang mudah untuk dijangkau oleh penikmat video prank karena dapat diunggah di youtube. Dengan demikian perancangan animasi 2D pendek untuk mengedukasi remaja tentang bahaya video prank cukup tepat. Dengan memberikan tontonan mengenai bahaya yang dapat ditimbulkan dari video prank diharapkan dapat ditiru dan dipelajari oleh remaja.