ABSTRAK Devi Martina Azizah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Devi Martina Azizah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Devi Martina Azizah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Devi Martina Azizah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Devi Martina Azizah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Devi Martina Azizah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
DAFTAR Devi Martina Azizah
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
2020 TA PP DEVI MARTINA AZIZAH_LAMPIRAN.pdf
]
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
2020 TA PP DEVI MARTINA AZIZAH_JURNAL.pdf)u
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Dengan ditetapkannya target 100% akses air bersih pada RPJMN Tahun 2020-2024,
maka diperlukan peningkatan akan pemenuhan air bersih publik yang merupakan
kebutuhan pokok dan hak setiap penduduk. Namun pada Tahun 2018, akses layanan
air minum perpipaan Indonesia hanya mencapai 20,29%. Untuk itu, BUMD
Penyelenggara SPAM sebagai penyedia air bersih pada sistem publik perlu untuk
melakukan penanganan dalam rangka meningkatkan pelayanan air bersih publik.
Indikator tingkat pelayanan air bersih publik dijabarkan ke dalam 4 kriteria antara
lain Cakupan Pelayanan Teknis, Pertumbuhan Pelanggan, Kualitas Air Pelanggan,
dan Konsumsi Air Domestik. Dengan melakukan tinjauan literatur, didapat 14
variabel dalam 5 faktor yang diduga mempengaruhi keempat kriteria tersebut,
antara lain faktor fisik wilayah, faktor sosial kependudukan, faktor ekonomi wilayah,
faktor operasional, serta faktor keuangan. Dari 4 kriteria tingkat pelayanan air
bersih, jika dibandingkan antara wilayah kota dan kabupaten dengan menggunakan
Uji Mann Whitney U, kriteria Cakupan Pelayanan Teknis, Pertumbuhan Pelanggan,
dan Konsumsi Air Domestik memiliki perbedaan yang signifikan dengan rata-rata
peringkat ketiga kriteria lebih tinggi di kota daripada kabupaten. Hal ini
dikarenakan karakteristik dari fisik, sosial kependudukan, dan ekonomi diantara
kedua wilayah memiliki perbedaan yang signifikan sehingga berpengaruh terhadap
pelayanan suplai dan kebutuhan air bersihnya. Sedangkan jika dibandingkan antara
4 wilayah geografis dengan menggunakan Uji Kruskal Wallis H, kriteria Cakupan
Pelayanan Teknis, Pertumbuhan Pelanggan, dan Kualitas Air Pelanggan memiliki
perbedaan yang signifikan dengan peringkat tertinggi yang bervariasi diantara 4
wilayah. Selanjutnya, dengan menggunakan Uji Korelasi Pearson dan Analisis
Regresi Berganda, didapatkan bahwa faktor yang mempengaruhi kriteria Cakupan
Pelayanan Teknis ada 2 yaitu faktor sosial kependudukan dan faktor operasional.
Untuk kriteria Pertumbuhan Pelanggan terdapat 1 faktor yang mempengaruhi, yaitu
faktor operasional. Untuk kriteria Kualitas Air Pelanggan terdapat 2 faktor yang
mempengaruhi yaitu faktor ekonomi wilayah dan faktor keuangan. Lalu untuk
kriteria Konsumsi Air Domestik terdapat 3 faktor yang mempengaruhi yaitu faktor
sosial kependudukan, faktor operasional, dan faktor keuangan. Kemudian, faktorfaktor tersebut dilakukan Analisis Grafik 4 Kuadran terhadap kriteria pelayanan air
bersih untuk memperoleh prioritas penanganan permasalahan dalam upaya
peningkatan pelayanan air bersih publik.