Konsumsi energi global yang meningkat pesat turut berkontribusi terhadap
perubahan iklim karena menjadi salah satu kontributor utama dari emisi Gas Rumah
Kaca (GRK) dunia. Pemanfaatan bioenergi dilakukan sebagai solusi untuk
mengurangi emisi GRK dari sektor energi. Namun demikian, isu persaingan lahan
dengan tanaman pangan (food vs fuel) dan kemungkinan emisi tambahan dari
proses produksi dan distribusi masih menjadi perdebatan dalam pengembangan dan
penggunaan bioenergi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun strategi pengembangan bioenergi
rendah emisi karbon pada lahan marginal (kritis) di Kawasan Perkotaan Cekungan
Bandung. Lahan kritis di kawasan perkotaan diharapkan berpotensi untuk budidaya
tanaman energi berdasarkan hipotesis bahwa budidaya tanaman energi di lahan
kritis memiliki risiko persaingan lahan yang minimum, serta pengembangan
bioenergi di kawasan perkotaan dapat mengurangi emisi GRK dari proses produksi.
Ruang lingkup wilayah pada penelitian difokuskan pada Kawasan Perkotaan
Cekungan Bandung (KPCB). Jenis bioenergi yang dipilih adalah pelet kayu dari
pohon jenis Kaliandra (Calliandra calothyrsus). Berdasarkan hasil analisis spasial
dalam penelitian ini, sebagian besar lahan kritis di KPCB memiliki potensi untuk
dikembangkan sebagai hutan energi Kaliandra. Pemanfaatan maksimum diperoleh
dengan turut memanfaatkan lahan kritis yang termasuk zona budidaya pertanian
(B4), zona hutan produksi (B6), dan zona hutan lindung (L1) dengan memanfaatan
terbatas. Luas wilayah yang paling memungkinkan untuk dikembangkan sebagai
hutan energi adalah tapak di Kab. Bandung Barat dan Kab. Bandung yang termasukii
ke dalam area rencana Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL). Emisi Gas Rumah
Kaca (GRK) dari kegiatan produksi bioenergi dari hutan energi Kaliandra di KPCB
dianalisis berdasarkan metode Life Cycle Assessment (LCA). Berdasarkan analisis
LCA tersebut, proses produksi listrik dari biomassa kayu Kaliandra lebih banyak
menyerap karbon dibandingkan mengemisikan GRK apabila dioperasikan lebih
dari 8,08 tahun. Penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm)
Kaliandra dapat mendukung kegiatan aksi mitigasi dalam RAD GRK Provinsi Jawa
Barat dengan meningkatkan potensi penurunan emisi GRK dari sub sektor
pengadaan dan penggunaan energi dari 7,99% menjadi 8,62%. Strategi yang
dilakukan untuk mendukung pengembangan bioenergi dari biomassa kayu
Kaliandra adalah melalui perumusan kebijakan energi yang mengutamakan aspek
perubahan iklim, menerapkan instrumen keuangan yang mendorong peralihan dari
sistem energi berbasis bahan bakar fosil menjadi berbasis bioenergi, serta
mengoptimalkan peran pemerintah daerah dalam penyediaan energi pada level
lokal secara mandiri, rendah emisi, dan berdampak positif terhadap ekonomi
masyarakat lokal