BAB1 Angelina Yuliana Dwi Cahya
EMBARGO  2026-06-09 
EMBARGO  2026-06-09 
BAB2 Angelina Yuliana Dwi Cahya
EMBARGO  2026-06-09 
EMBARGO  2026-06-09 
BAB3 Angelina Yuliana Dwi Cahya
EMBARGO  2026-06-09 
EMBARGO  2026-06-09 
BAB4 Angelina Yuliana Dwi Cahya
EMBARGO  2026-06-09 
EMBARGO  2026-06-09 
COVER Angelina Yuliana Dwi Cahya
EMBARGO  2026-06-13 
EMBARGO  2026-06-13 
BAB5 Angelina Yuliana Dwi Cahya
EMBARGO  2026-06-09 
EMBARGO  2026-06-09 
Eksplorasi bahan bakar fosil dalam skala besar dari hari ke hari dapat menyebabkan
ketersediaannya menipis dan memicu terjadinya pemanasan global. Salah satu alternatif untuk
mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, yaitu dengan mengolah bahan biomassa menjadi
produk bioenergi dan senyawa prekursornya dalam satu tahapan proses reaksi. Adapun produk
senyawa penghasil bioenergi tersebut di antaranya : asam format, asam levulinat, dan
5-hidroksimetilfurfural. Pengembangan bioenergi di negara Indonesia cukup potensial karena
memiliki iklim tropis dengan sumber daya alam hayati yang sangat melimpah, terutama dalam
menghasilkan biomassa. Hasil kajian literatur terdahulu, menunjukkan konversi biomassa
menjadi senyawa produk penghasil bioenergi umumnya diproses dengan menggunakan katalis
berbasis logam transisi. Seperti yang telah diketahui, katalis berbasis logam transisi tergolong
mahal, sulit didaur ulang, serta bersifat toksik bagi manusia. Oleh karenanya, diperlukan
mediator reaksi yang dapat meminimalisir dampaknya terhadap pencemaran lingkungan serta
dapat didaur ulang dengan efektifitas dan efisiensi tinggi. Cairan ion dikenal sebagai senyawa
garam organik berpotensi sebagai pelarut dan mediator reaksi dalam mengkonversi biomassa.
Penelitian ini akan mengkaji konversi biomassa selulosa mikrokristalin menggunakan cairan
ion 1-desil-3-metil-imidazolium bromida ([DMIM]Br sebagai mediator reaksi dan pelarut.
Adapun rangkaian secara umum penelitian ini, yaitu mensintesis cairan ion [DMIM]Br dengan
diiradiasi gelombang mikro menggunakan MAOS (Microwave Assisted Organic Synthesis).
Cairan ion [DMIM]Br diperoleh dengan rendemen tinggi hingga 73% telah berhasil disintesis
dalam kurun waktu reaksi yang relatif singkat selama 30 detik pada daya 800 Watt. Hasil
spektroskopi FT-IR, menunjukkan bilangan gelombang di daerah 700 cm-1 dari serapan gugus
(-CH2-) pada gugus alkil [DMIM]Br. Spektrum 1H NMR menunjukkan sinyal khas proton triplet
pada geseran kimia 4,18 - 4,29 ppm berasal dari gugus –CH2 kuarterner, sedangkan hasil
pengukuran 13C NMR menunjukkan jumlah sinyal karbon sesuai dengan atom karbon pada
[DMIM]Br. Cairan ion [DMIM]Br kemudian digunakan sebagai mediator sekaligus pelarut
dalam mengkonversi selulosa mikrokristalin. Reaksi konversi tersebut menggunakan oven
dalam kurun waktu selama 2 jam serta suhu reaksi pada rentang 130 – 170 oC. Adapun
perlakuan terhadap sistem reaksi, yaitu menggunakan larutan katalis asam sulfat, masingmasing
dengan konsentrasi 0,2 M dan 1 M. Selain itu, reaksi juga dilakukan tanpa
menggunakan larutan katalis asam sulfat. Instrumen GC-MS (Gas Chromatography Mass
Spectrometry) digunakan untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa hasil konversi selulosa
mikrokristalin yang terdapat pada fasa pelarut metil isobutil keton (MIBK). Senyawa
5-hidroksimetilfurfural dengan persen komposisi optimum sebesar 15,73% berlangsung pada
130 oC menggunakan [DMIM]Br dan tanpa menggunakan larutan asam sulfat. Konversi selulosa mikrokristalin dalam larutan asam sulfat sebesar 1 M dapat menghasilkan asam format
dengan persen komposisi optimum sebesar 35,29% pada suhu 140 oC. Senyawa asam levulinat
dengan persen komposisi optimum sebesar 77,14% berhasil diproduksi pada 150 oC
menggunakan larutan asam sulfat dengan konsentrasi 1 M. Studi daur ulang dilakukan
terhadap fasa cair menggunakan pelarut diklorometana, terutama untuk reaksi dengan larutan
katalis asam sulfat. Selain itu, metode distilasi vakum digunakan untuk mendaur ulang fasa cair
untuk reaksi konversi tanpa konsentrasi larutan katalis asam sulfat. Hasil satu kali proses
pendauran ulang, diperoleh persentase rata-rata cairan ion [DMIM]Br sebesar 53%. Studi daur
ulang menunjukkan bahwa cairan ion [DMIM]Br berpotensi digunakan kembali untuk
mengkonversi selulosa mikrokristalin menghasilkan 2,3-anhidro-D-galaktosan, dihidro-
4,4,5,5-tetrametil-furanon, asam format, asam levulinat, asam asetat, dan
5-hidroksimetilfurfural.