digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia merupakan gugusan kepulauan pada daerah ekuator yang menjadi tempat pertemuan tiga lempeng besar dunia, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Sebagai salah satu efeknya, Indonesia berada dalam zona ‘Ring of Fire’ atau Cincin Api Pasifik. Dengan kondisi ini, tidak mengherankan jika Indonesia dikategorikan sebagai wilayah yang memiliki aktivitas kegunungapian dan kegempaan yang cukup tinggi. Salah satu gempa besar di Indonesia yaitu gempa Yogyakarta pada tanggal 27 Mei 2006. Gempa tersebut meliputi wilayah Kabupaten Bantul, Klaten, Gunung Kidul, dan Kulon Progo. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa terjadi pada pukul 5:53:58 WIB. Salah satu parameter dasar seismologi yang berhubungan dengan pengkajian resiko gempa bumi adalah skala magnitudo. Perhitungan magnitudo selama ini menggunakan acuan dari penelitian di daerah lain yang diperkirakan memiliki kondisi yang serupa dengan Yogyakarta. Pada penelitian ini dilakukan penentuan persamaan empiris magnitudo lokal untuk daerah Yogyakarta menggunakan data 388 gempa aftershock periode Juni 2006. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan database yang berisi parameter hasil pick waktu tiba gelombang P dan Gelombang S yang telah dilakukan pemilihan waktu tiba pada penelitian sebelumnya. Hasil yang diperoleh akan diubah dalam bentuk magnitudo, sehingga nilai parameter model pada persamaan dasar magnitudo dapat ditentukan dengan inversi linier. Diperoleh persamaan empiris ????" = log(????) + 0,8065 log(????) + 0,01003???? ? 1.8441