digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak: Kawasan Jl. Ahmad Yani dan Ji. Siswomiharjo Kesawan merupakan lokasi awal berdirinya kota Medan, yang tempo dulu disebut Kampung Kesawan. Kampung Kesawan terletak dekat sungai Deli yang pada saat itu berfiuigsi sebagai jalur transportasi dan sumber mata pencaharian. Hal inilah yang menjadi faktor penyebab berkembangnya rumah-rumah penduduk yang berjejer di sepanjang jalan, disertai adanya aktivitas masyarakat seperti bekerja, berbelanja, dan berkunjung. Pada perkembangan selanjutnya, Jl. Ahmad Yani Kesawan diteruskan sampai ke Belawan sehingga kawasan Ji. Ahmad Yani dan Siswomiharjo menjadi daerah penting yang berkembang pesat. Bangunan-bangunan yang ada di sepanjang M. Ahmad Yani dan Jl. Siswomiharjo terdiri dari sejumlah bangunan tunggal yang berdiri di antara bangunan deret dengan tipe hunian komersial (rumah toko) Cilia yang dibangun pada masa kolonial. Karakter visual bangunan-bangunan tersebut dipresentasikan antara lain dengan arkade yang terdiri dari kolom-kolom yang berornamen papan bias tembok, seperti dekorasi perumahan tradisional Malaya. Karakter visual tersebut saat ini mengalami perubahan. Perubahan ini terjadi akibat adanya perubahan karakter fungsi pada area hunian komersial menjadi eksklusif komersial, yang juga menyebabkan penggunaan human komersial menjadi bisnis yang kurang menguntungkan. Namun perubahan urban yang lambat membuat daerah ini masih dapat dipertahankan. Hal ini dibuktikan dengan adanya fakta bahwa unit lama masih didominasi bangunan hunian komersial, yang sebagian besar menjalankan bisnis skala kecil. Untuk mencegah semakin merosotnya karakter visual kawasan pusat kota lama, diperlukan upaya yang inovatif, yaitu revitalisasi yang mengandung anti menghidupkan kembali suasana lingkungan lama agar tidak semakin pudar. Upaya untuk menghidupkan pusat kota lama antara lain dilakukan dengan memberikan fungsi baru pada bangunan-bangunan lama yang sudah tidak lagi digunakan seperti fungsi asiinya. Perencanaan bangunan barn yang sifatnya mengisi (infill development) harus memperhatikan karakter visual bangunan bersejarah yang ada di sekitarnya. Keunikan karakter visual tipologi bangunan dengan berbagai ragam gaya dam ornamennya harus dikenali untuk direpresentasikan dalnm bentuk dan penempatan baru yang menunjukkan modernitas dan kaitannya dengan mata rantai sejarah masa silam. Upaya revitalisasi merupakan peluang dan kesempatan untuk menghidupkan kembali kawasan pusat kota lama yang tidak terpisahkan dalam perkembangan kota. Aspek preservasi dan konservasi arsitektur dalam lingkungan binaan memiliki peran penting untuk menciptakan keseimbangan yang selaras dalam penataan kawasan yang memiliki kualitas karakter visual. Studi ini diarahkan untuk menggali karakter visual yang dimiiiki oleh suatu kawasan pusat kota lama, sebagai landasan pemikiran untuk menetapkan langkah-langkah yang tepat dalam rangka revitalisasi kawasan sehingga memberi nilai tambah kepada keunikan kota Berdasarkan basil identifikasi data yang ada, diperoleh suatu temuan berupa bagian-bagian area yang harus dikembangkan dan dibina melalui pengelolaan program dan rencana. Perincian dan jenis pengelolaan program dan rencana merupakan tindak lanjut dalam perencanaan skala prioritas pengembangan dan pembinaan yang harus dilakukan. Dengan basil temuan yang telah disimpulkan, dibuat desain konseptual yang dapat dipakai sebagai masukan untuk pemerintah daerah dan sebagai materi pengambilan keputusan bagi masyarakat dan pembangun, dalam rangka menghasilkan kriteria