digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Obesitas dan diabetes tipe 2 merupakan masalah kesehatan publik yang menjadi perhatian dunia. Kenaikan prevalensi diabetes ternyata paralel dengan obesitas. Beberapa ahli menyebutnya sebagai dual epidemic diabesity. Peningkatan indeks massa tubuh/ body mass index (BMI) dan lingkar perut merupakan faktor signifikan yang berhubungan dengan diabetes tipe 2. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sambiloto dan jati belanda berturut –turut memiliki aktivitas antidiabetes dan antiobesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas herba sambiloto dan daun jati belanda dalam mengatasi kondisi diabetes yang disertai obesitas. Metode induksi dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah pemberian makanan tinggi karbohidrat selama 42 hari. Sebelum masuk ke induksi tahap ke-2, dilakukan pengujian toleransi insulin dan toleransi glukosa. Kemudian dilakukan induksi tahap ke-2 dengan pembelian aloksan secara intravena dosis 50 mg/kg bb. Hewan uji dibagi menjadi kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, kelompok pembanding metformin 195 mg/kg bb, kelompok pembanding glibenklamid 0,65 mg/kg bb, kelompok uji ekstrak sambiloto 2 g/kg bb, kelompok uji ekstrak jati belanda 0,5 mg/kg bb, kelompok uji kombinasi ekstrak sambiloto 2 g/kg bb dan jati belanda 0,5 mg/kg bb, dan kelompok uji kombinasi ekstrak sambiloto 1 g/kg bb dan jati belanda 0,25 mg/kg bb yang diberikan bahan uji selama 14 hari. Parameter yang diukur adalah glukosa darah dan berat badan. Sebagai uji pendahuluan, dilakukan uji toleransi glukosa terhadap hewan sehat dan pemilihan metode induksi obesitas. Pada uji toleransi glukosa terhadap hewan sehat, semua kelompok uji memiliki kemampuan untuk menghambat kenaikan kadar glukosa darah setelah pemberian larutan glukosa. Pada uji toleransi terhadap hewan obesitas, sambiloto 2 g/kg bb, jati belanda 0,5 g/kg bb, dan kombinasi sambiloto 2 g/kg bb dan jati belanda 0,5 g/kg bb dapat menghambat kenaikan glukosa darah dan meningkatkan kecepatan penurunan glukosa darah setelah pemberian larutan glukosa. Setelah diinduksi aloksan, kombinasi sambiloto 2 g/kg bb dan jati belanda 0,5 g/kg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah dan berat badan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sambiloto 2 g/kg bb, jati belanda 0,5 g/kg bb, dan kombinasi sambiloto 2 g/kg bb dan jati belanda 0,5 g/kg bb dapat mengatasi kondisi prediabetes yang disebabkan oleh peningkatan berat badan, sedangkan kombinasi ekstrak sambiloto 2 g/kg bb dan jati belanda 0,5 g/kg bb memiliki aktivitas antidiabetes yang paling baik untuk kondisi diabetes yang disertai dengan obesitas dibandingkan dengan penggunaan tunggal dan kombinasi sambiloto 1 g/kg bb dan jati belanda 0,25 g/kg bb.