Pendahuluan. Jantung dan ginjal merupakan dua organ yang saling terkait, baik
dalam kondisi fisiologis maupun patologis. Ketidaknormalan salah satu organ
akan mempengaruhi fungsi organ yang lain. Berdasarkan hasil penelitian, gagal
ginjal akan memicu terjadinya hipertensi. Sebaliknya, hipertensi juga akan
memicu gagal ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas
penggunaan kaptopril, losartan, dan amlodipin pada terapi hipertensi yang
disebabkan oleh gagal ginjal. Metode. Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok,
yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, kaptopril 120 mg/kg bb, losartan
20 mg/kg bb, dan amlodipin 10 mg/kg bb. Semua kelompok diinduksi dengan
gentamisin 80 mg/kg bb selama 5 hari kecuali kelompok kontrol negatif.
Selanjutnya, sediaan uji diberikan selama 2 minggu. Parameter pada pengujian ini
adalah kreatinin serum, tekanan darah sistolik, indeks organ, histologi dan kadar
kolagen jantung. Pengukuran kreatinin serum dan tekanan darah dilakukan pada
waktu sebelum induksi, setelah 5 hari induksi, dan pada terapi hari ke-7 dan 14.
Pengukuran tekanan darah dilakukan menggunakan seperangkat alat Kent
Scientific’s CODA system. Pada akhir pengujian, ginjal dan jantung diisolasi,
indeks organ dihitung, dan preparat histologi dibuat. Pewarnaan yang digunakan
untuk preparat ginjal adalah hematoksisilin dan eosin. Pewarnaan yang digunakan
untuk preparat jantung adalah Masson’s trichrome untuk mewarnai kolagen pada
jantung. Histologi jantung diamati dibawah mikroskop dan dianalisis
menggunakan image analyzer software ImageJ untuk ditentukan kadar
kolagennya. Hasil. Peningkatan kreatinin serum terjadi pada semua kelompok
yang diinduksi gentamisin setelah 5 hari induksi. Kelompok kontrol positif,
kaptopril, losartan, dan amlodipin terhadap kontrol negatif menunjukkan
perbedaan bermakna (P<0,05). Pada terapi hari ke-14 penurunan kadar kreatinin
serum terjadi pada semua kelompok yang diinduksi. Indeks organ ginjal kelompok
kontrol positif, kaptopril, losartan, dan amlodipin terhadap kontrol negatif
menunjukkan perbedaan bermakna (P<0,05). Profil histologi ginjal menunjukkan
adanya kerusakan pada korteks ginjal. Kelompok losartan 20 mg/kg bb dapat
menurunkan tekanan darah sistolik jika dibandingkan dengan kelompok kontrol
positif (P<0,05). Indeks organ jantung kelompok losartan menunjukkan perbedaan
bermakna jika dibandingkan dengan kelompok kontrol positif (P<0,05). Profil
histologi jantung menunjukkan pembentukan jaringan kolagen paling sedikit
terjadi pada kelompok losartan (4,712%). Kesimpulan. Terapi antihipertensi yang
terbaik ditunjukkan oleh kelompok losartan 20 mg/kg bb dibandingkan dengan
kelompok kontrol positif untuk hipertensi yang disebabkan oleh gagal ginjal.