digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pendahuluan. Jantung dan ginjal merupakan dua organ yang saling terkait, baik dalam kondisi fisiologis maupun patologis. Ketidaknormalan salah satu organ akan mempengaruhi fungsi organ yang lain. Berdasarkan hasil penelitian, gagal ginjal akan memicu terjadinya hipertensi. Sebaliknya, hipertensi juga akan memicu gagal ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas penggunaan kaptopril, losartan, dan amlodipin pada terapi hipertensi yang disebabkan oleh gagal ginjal. Metode. Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, kaptopril 120 mg/kg bb, losartan 20 mg/kg bb, dan amlodipin 10 mg/kg bb. Semua kelompok diinduksi dengan gentamisin 80 mg/kg bb selama 5 hari kecuali kelompok kontrol negatif. Selanjutnya, sediaan uji diberikan selama 2 minggu. Parameter pada pengujian ini adalah kreatinin serum, tekanan darah sistolik, indeks organ, histologi dan kadar kolagen jantung. Pengukuran kreatinin serum dan tekanan darah dilakukan pada waktu sebelum induksi, setelah 5 hari induksi, dan pada terapi hari ke-7 dan 14. Pengukuran tekanan darah dilakukan menggunakan seperangkat alat Kent Scientific’s CODA system. Pada akhir pengujian, ginjal dan jantung diisolasi, indeks organ dihitung, dan preparat histologi dibuat. Pewarnaan yang digunakan untuk preparat ginjal adalah hematoksisilin dan eosin. Pewarnaan yang digunakan untuk preparat jantung adalah Masson’s trichrome untuk mewarnai kolagen pada jantung. Histologi jantung diamati dibawah mikroskop dan dianalisis menggunakan image analyzer software ImageJ untuk ditentukan kadar kolagennya. Hasil. Peningkatan kreatinin serum terjadi pada semua kelompok yang diinduksi gentamisin setelah 5 hari induksi. Kelompok kontrol positif, kaptopril, losartan, dan amlodipin terhadap kontrol negatif menunjukkan perbedaan bermakna (P<0,05). Pada terapi hari ke-14 penurunan kadar kreatinin serum terjadi pada semua kelompok yang diinduksi. Indeks organ ginjal kelompok kontrol positif, kaptopril, losartan, dan amlodipin terhadap kontrol negatif menunjukkan perbedaan bermakna (P<0,05). Profil histologi ginjal menunjukkan adanya kerusakan pada korteks ginjal. Kelompok losartan 20 mg/kg bb dapat menurunkan tekanan darah sistolik jika dibandingkan dengan kelompok kontrol positif (P<0,05). Indeks organ jantung kelompok losartan menunjukkan perbedaan bermakna jika dibandingkan dengan kelompok kontrol positif (P<0,05). Profil histologi jantung menunjukkan pembentukan jaringan kolagen paling sedikit terjadi pada kelompok losartan (4,712%). Kesimpulan. Terapi antihipertensi yang terbaik ditunjukkan oleh kelompok losartan 20 mg/kg bb dibandingkan dengan kelompok kontrol positif untuk hipertensi yang disebabkan oleh gagal ginjal.