digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak: Untuk mengimbangi perkembangan pembangunan di berbagai sektor serta peningkatan jumlah penduduk yang pesat perlu dilakukan upaya peningkatan pangan, sandang dan papan. Upaya peningkatan pangan yang mudah dan murah adalah meningkatkan produktivitas lahan tadah hujan dengan penambahan air irigasi dari air tanah yang tidak bergantung kepada musim. Air tanah mahal dan terbatas, sehingga perlu dilakukan pengaturan yang efisien dan efektif dalam penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kondisi air tanah di lokasi penelitian dan sekitarnya serta menghitung berapa kebutuhan air tanaman cabe dan komoditi lainnya yang sesuai untuk lokasi tersebut serta dihitung penyusunan pola tanam yang paling menguntungkan baik secara ekonomis maupun teknis. Dengan kondisi air tanah yang ada dihitung pula luasan lahan tadah hujan yang dapat diproduktifkan, terutama pada musim kemarau. Penelitian ini dimulai dengan menghitung kondisi hidrogeologi dan hidrologi lokasi penelitian dari data sumur bor dan dari data stasiun pengamat di sekitar lokasi. Kebutuhan air tanaman cabe, semangka dan padi dihitung, kemudian untuk cabe diaplikasikan ke lapangan dalam dua musim tanam. Faktor perlakuan yang diamati adalah pengaruhnya terhadap 3 varietas cabe, pemberian naungan plastik transparan serta pemberian air irigasi 4 dan 7 kali sehari. Setiap kombinasi diulang 3 kali. Kondisi hidrogeologi di daerah penelitian menunjukkan cadangan air tanah yang dapat mengairi 12 022,65 hektar lahan tadah hujan di musim kemarau dari 5 sumur bor yang sudah ada dan dipompa sesuai dengan debit optimumnya. Bila dihitung cadangan air yang dapat diambil dengan debit optimum di daerah penelitian dan sekitarnya seluas 90,18 km 2 maka dapat diproduktifkan lahan tadah hujan seluas 3 182 164,0 hektar. Aliran air tanah di lokasi penelitian menuju ke utara. Kebutuhan air irigasi terjadi antara bulan April sampai dengan Oktober. Kombinasi perlakuan pertanaman cabe yang paling menguntungkan adalah varietas Jatilaba yang tidak dinaungi dan diairi 7 hari sekali. Sedangkan pola tanam yang menguntungkan secara ekonomi adalah cabe-cabe dan secara teknis adalah cabe-padi-semangka. Harga air irigasi dari air tanah adalah Rp 209,54,- per meter kubik. Disarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan pada pemberian air lebih dari 7 hari sekali serta perancangan sumur bor untuk irigasi sebaiknya dipadukan dengan untuk keperluan lainnya seperti air minum dan industri rumah.