Tanaman nanas merupakan salah satu sumber bahan baku farmasetik. Hampir semua
bagiannya bermanfaat untuk kesehatan. Batang nanas mengandung enzim bromelain
terbanyak dibanding bagian lainnya. Setelah bromelain diekstraksi dari bagian tersebut
akan menghasilkan limbah yang setelah diidentifikasi masih mengandung bahan
potensial sebagai sumber bahan baku farmasetik, diantaranya pati. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan melakukan kajian potensi pati tersebut sebagai bahan penolong
untuk formulasi berbagai bentuk sediaan farmasi. Pati diperoleh dari batang nanas
yang diproses kemudian dipisahkan patinya lalu endapan pati yang telah dipisahkan
dibilas dengan air (2:1) sebanyak tiga kali kemudian pati dikeringkan dan diayak
sehingga dihasilkan pati dengan derajat ukuran tertentu. Pati yang dihasilkan kemudian
dikarakterisasi secara fisik dan kimia, serta diuji potensinya sebagai eksipien pada
sediaan tablet dan suspensi. Selain itu, dilakukan modifikasi terhadap pati ampas
batang nanas dengan menggunakan metode pregelatinasi. Tujuan modifikasi adalah
memperoleh karakteristik yang lebih baik dibandingkan bentuk aslinya. Pati hasil
modifikasi dilakukan karakterisasi yang sama dan dibandingkan dengan pati yang tidak
dimodifikasi. Pati memberikan hasil positif pada uji identifikasi menggunakan lugol
dengan menampakkan warna biru dan hilang setelah dipanaskan. Daya alir, BJ ruah, %
kompresibilitas pati batang nanas dan modifikasinya berturut-turut adalah 0,8198 g/s,
0,4941 g/mL, 37,01 dan 1,2670 g/s, 0,5034 g/mL, dan 34,68%. Perbandingan kadar
amilosa dan amilopektin pada pati batang nanas dan modifikasinya adalah 37,97:44,70
dan 14,40:64,07. Hasil analisa morfologi menggunakan SEM menunjukkan bahwa pati
yang dimodifikasi berbeda dengan yang belum dimodifikasi. Selain itu, analisa FTIR,
DSC, dan XRD mengkonfirmasi terjadinya perubahan karakteristik setelah proses
modifikasi dengan pregelatinasi. Berdasarkan hasil kajian potensi pati batang nanas
menunjukkan bahwa pati tersebut tidak dapat digunakan sebagai zat pensuspensi.
Sebagai eksipien sediaan tablet, pati batang nanas lebih potensial sebagai penghancur
atau pengikat. Pati yang telah dimodifikasi menunjukkan fungsi tersebut lebih baik.
Kesimpulan : Pati batang nanas berpotensi sebagai eksipien untuk sediaan tablet.
Fungsinya sebagai penghancur dan pengikat lebih menjanjikan, terlebih jika dilakukan
modifikasi.
Perpustakaan Digital ITB