COVER Ika Nur Afifah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Ika Nur Afifah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Ika Nur Afifah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Ika Nur Afifah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Ika Nur Afifah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Ika Nur Afifah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Ika Nur Afifah
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Kajian bahaya akibat kenaikan tinggi muka air laut di Jakarta Utara dilakukan untuk
mengetahui faktor kejadian yang dapat meningkatkan potensi bahaya tersebut. Daerah
Jakarta Utara yang berbatasan dengan Laut Jawa di bagian utara menyebabkan wilayah ini
memiliki potensi yang besar untuk terkena dampak dari bahaya kenaikan muka air laut.
Dalam penelitian ini dilakukan proyeksi bahaya untuk tahun 2020 sampai 2040 dengan
berbagai skenario bahaya akibat kenaikan muka air laut serta membuat peta bahaya
berdasarkan skenario tersebut.
Penelitian ini menggunakan beberapa proses pengolahan data untuk melihat variasi
perubahan tinggi muka laut (TML) berdasarkan pengaruh peristiwa pasang surut, El-Niño
Southern Oscillation (ENSO), Indian Ocean Dipole (IOD), Madden Julian Oscillation
(MJO) dan storm surge. Penyusunan skenario bahaya dibuat berdasarkan hasil pengolahan
data untuk mengetahui besar potensi bahaya akibat kenaikan muka laut, serta memasukkan
beberapa faktor bahaya lain seperti laju penurunan muka tanah dan banjir darat tahunan.
Langkah terakhir yaitu membuat peta bahaya sesuai dengan skenario yang telah dibuat
dengan menggunakan bantuan Sistem Informasi Geografis (SIG).
Berdasarkan 15 skenario bahaya kenaikan TML yang telah dibuat masing-masing
untuk tahun 2020 sampai 2040, skenario bahaya dengan frekuensi kejadian tertinggi sebesar
33,33% yaitu skenario 1 (SLR+MHWL/HHWL+variasi MSL+LS) menghasilkan tinggi
rendaman sekitar 184,9-342,3 cm di atas MSL sedangkan tinggi rendaman paling ekstrim
diperoleh dari skenario 15 (SLR+MHWL/HHWL+variasi MSL+LS+B+MJO+LN) yang
menghasilkan dengan tinggi rendaman mencapai 271,1-408.9 cm di atas MSL dengan
frekuensi kejadian sebesar 3,57%.