COVER Faizal Ardianto
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Faizal Ardianto
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Faizal Ardianto
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Faizal Ardianto
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Faizal Ardianto
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Faizal Ardianto
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Faizal Ardianto
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Akuisisi data pasang surut telah banyak dilakukan untuk berbagai macam kebutuhan,
antara lain pengkajian pada bidang ekologi, jalur pelayaran hingga perancangan bangunan
pantai. Perkembangan dalam bidang elektronika membawa opsi baru dalam pengembangan
metode perekaman data pasang surut, sebagai contoh tipe tekanan, tipe pelampung dan tipe
yang paling modern dengan prinsip ultrasonik Pada tugas akhir ini dipaparkan hasil
pengembangan sistem pengamatan dan perekaman pasang surut laut secara otomatis.
Instrumen ini dinamakan Ardianto Tide Master (ATM) 1.0. ATM 1.0 menggunakan sensor
ultrasonik yang digunakan untuk mendeteksi perubahan permukaan air laut. Sebuah
mikrokontroler digunakan untuk mengubah data analog menjadi data digital,
memerintahkan sistem untuk menyimpan data ke dalam memory card dan menampilkan
pada liquid crystal display.
Pengujian kinerja ATM 1.0 dilakukan dengan membandingkan antara pengukuran
secara manual dengan pengukuran digital dari ATM 1.0. Uji coba ATM 1.0 dilakukan pada
skala laboratorium dan skala lapangan. Hasil pengujian skala laboratorium didapatkan
menunjukan hubungan linier antara bacaan ATM 1.0 dengan bacaan manual dengan korelasi
sebesar 0,989 dan RMSE 37 cm. Hasil pengujian skala lapangan mendapatkan nilai korelasi
sebesar 0,989 dengan RMSE 0,7 cm. Sensor suhu dan kelembaban ditambahkan pada uji
lapangan untuk meminimalisir kesalahan pembacaan sensor jarak. Analisis harmonik
dengan menggunakan metode Admiralty mendapatkan komponen yang paling dominan
merupakan komponen M2. Dengan menggunakan ATM 1.0 maka kebutuhan untuk
perekaman data pasang surut dapat dilakukan secara otomatis dan tidak mengeluarkan
banyak biaya untuk kebutuhan survei kedepannya.