Latar belakang dan tujuan : Obat herbal semakin banyak digunakan oleh
masyarakat untuk tujuan pemeliharaan kesehatan, pencegahan dan pengobatan
penyakit. Salah satu produk yang sangat berkembang baik dari segi jumlah
maupun komposisi adalah jamu anti hiperurisemia sehingga perlu dilakukan
upaya untuk menjamin kualitas dari obat herbal tersebut. Kontrol kualitas produk
herbal yang beredar, yang telah dilakukan hingga saat ini baru pada tahap
keamanan dan penilaian mutu yang bersifat umum. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menguji kesesuaian komposisi bahan penyusun dalam jamu anti
hiperurisemia dengan menggunakan metode analisis yang valid sebagai salah satu
alternatif pengujian kontrol kualitas. Metode : ekstraksi secara ultrasonikasi
menggunakan pelarut metanol. Masing-masing larutan ekstrak dipantau secara
kromatografi lapis tipis (KLT) untuk menentukan spot yang dijadikan sebagai
marker. Selanjutnya dilakukan validasi secara KLT-densitometri. Metode yang
telah valid digunakan untuk menghitung komposisi bahan penyusun sampel jamu.
Hasil : Validasi dilakukan untuk parameter linieritas, presisi, rekoveri, robustness,
batas deteksi dan batas kuantitasi pada ekstrak daun salam sebagai salah satu
komponen dalam jamu anti hiperurisemia. Linieritas pada rentang
50,02-166,75 ?g/10 ?L (r = 0,9975). Presisi intra-day 0,62%, inter-day 2,32%,
batas deteksi 11,00 ?g/10 ?L, batas kuantitasi 36,68 ?g/10 ?L dan rentang
rekoveri 85,22-100,23%. Komposisi ekstrak daun salam yang ditemukan dalam
sampel sebesar 22,19% (90,94% dari yang tertera pada etiket). Kesimpulan :
Metode ini dapat digunakan sebagai kontrol kualitas untuk menetapkan komposisi
ekstrak daun salam dalam jamu anti hiperurisemia.