digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Latar belakang dan tujuan : Obat herbal semakin banyak digunakan oleh masyarakat untuk tujuan pemeliharaan kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit. Salah satu produk yang sangat berkembang baik dari segi jumlah maupun komposisi adalah jamu anti hiperurisemia sehingga perlu dilakukan upaya untuk menjamin kualitas dari obat herbal tersebut. Kontrol kualitas produk herbal yang beredar, yang telah dilakukan hingga saat ini baru pada tahap keamanan dan penilaian mutu yang bersifat umum. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji kesesuaian komposisi bahan penyusun dalam jamu anti hiperurisemia dengan menggunakan metode analisis yang valid sebagai salah satu alternatif pengujian kontrol kualitas. Metode : ekstraksi secara ultrasonikasi menggunakan pelarut metanol. Masing-masing larutan ekstrak dipantau secara kromatografi lapis tipis (KLT) untuk menentukan spot yang dijadikan sebagai marker. Selanjutnya dilakukan validasi secara KLT-densitometri. Metode yang telah valid digunakan untuk menghitung komposisi bahan penyusun sampel jamu. Hasil : Validasi dilakukan untuk parameter linieritas, presisi, rekoveri, robustness, batas deteksi dan batas kuantitasi pada ekstrak daun salam sebagai salah satu komponen dalam jamu anti hiperurisemia. Linieritas pada rentang 50,02-166,75 ?g/10 ?L (r = 0,9975). Presisi intra-day 0,62%, inter-day 2,32%, batas deteksi 11,00 ?g/10 ?L, batas kuantitasi 36,68 ?g/10 ?L dan rentang rekoveri 85,22-100,23%. Komposisi ekstrak daun salam yang ditemukan dalam sampel sebesar 22,19% (90,94% dari yang tertera pada etiket). Kesimpulan : Metode ini dapat digunakan sebagai kontrol kualitas untuk menetapkan komposisi ekstrak daun salam dalam jamu anti hiperurisemia.