Gout merupakan kelainan metabolik yang ditandai dengan serangan artritis akut yang muncul
berulang kali sebagai akibat dari penumpukan monosodium urat pada sendi dan tulang rawan.
Untuk mengatasi penyakit ini, sebagian masyarakat ada yang menggunakan pilihan terapi
pengobatan dengan tumbuhan obat tradisional dan ada pula yang menggunakan pilihan terapi
obat kimia, salah satunya dengan menggunakan alopurinol. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya
untuk memverifikasi penggunaan tradisional tumbuhan obat yang memiliki aktivitas anti gout
yang selama ini berkembang di masyarakat Indonesia melalui mekanisme penghambatan enzim
santin oksidase. Tumbuhan yang diteliti sebanyak 22 jenis. Uji aktivitas dilakukan dengan
membandingkan absorbansi asam urat yang terbentuk sebagai hasil reaksi antara substrat dan
enzim santin oksidase dengan adanya ekstrak dan tanpa ekstrak. Jika absorbansi asam urat yang
terbentuk pada larutan uji yang mengandung ekstrak lebih kecil dari larutan uji tanpa ekstrak,
maka disimpulkan bahwa ekstrak tersebut memiliki potensi sebagai penghambat enzim santin
oksidase. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak Muntingia calabura L., Litsea cubeba (Lour.) Pers. dan
Plectranthus scutellarioides (L.) R.Br. memiliki aktivitas paling tinggi, yaitu 67,87%, 67,79% dan
66,68%, dengan nilai IC50 berturut-turut 17,42 µg/mL, 7,57 µg/mL dan 10,68 µg/mL. Alopurinol
memiliki aktivitas penghambatan enzim santin oksidase sebesar 99,64% dengan nilai IC50 0,44
µg/mL. Aktivitas paling tinggi ditunjukkan oleh ekstrak buah Muntingia calabura L.