Kejadian banjir menimbulkan kerugian pada masyarakat baik material maupun
moril. Sebagian area di Kecamatan Kalipucang dan Padaherang, yang dikenal
sebagai lumbung padi Kabupaten Pangandaran, berupa lahan produktif menjadi
langganan banjir tiap tahun. Kawasan ini merupakan dataran rendah, elevasi +4m
sampai dengan +11 m. Sungai Ciseel dan Drain Cirapuan 1 yang bermuara ke
Sungai Citanduy, dan beberapa sungai orde 3 serta saluran melintasinya. Tanggul
lebih tinggi daripada lahan dan adanya lowland menyebabkan sulit membuang air
secara gravitasi. Genangan banjir di kawasan ini surut dalam waktu lama, hingga
berbulan-bulan.
Penelitian ini merupakan kajian hidrologi dan hidraulik untuk mendapatkan solusi
teknik permasalahan banjir Padaherang dengan menerapkan sistem polder.
Analisis hidrologi menggunakan metode HSS SCS dan analisis hidraulik
menggunakan persamaan Saint-Venant dinamis 1D/2D dengan perangkat lunak
perangkat mike-flood.
Pendekatan operasional pompa dengan jumlah minimal meskipun waktu
pemompaan lama dipilih karena memerlukan jumlah pompa yang lebih sedikit,
yaitu : 36 unit pompa kapasitas 0.6 m3/detik. Pemompaan selesai dalam
maksimum 1 hari memerlukan 56 unit pompa dengan kapasitas 0.6 m3/detik.
Diperlukan kolam total luas 50.01 Ha. Kolam dan pompa tersebar di 14 zona
Polder. Penanganan Sungai Ciseel dan Drain Cirapuan 1 dengan normalisasi dan
peninggian tanggul. Pendekatan penanganan badan air penerima tersebut adalah
lebih sebagai drain daripada sebagai longstorage. Sungai-sungai orde 3 yang
bermuara ke badan air penerima tersebut di tinggikan tanggulnya sebagai
konsekuensi dari efek backwater.