Kanker payudara menduduki peringkat pertama penyakit kanker mematikan
yang terjadi pada wanita. Sebanyak 2.081.200 wanita di dunia diprediksi mengidap
kanker payudara pada tahun 2018. Pemanfaatan senyawa alami seperti propolis
telah banyak digunakan dan terbukti memiliki kemampuan sebagai senyawa
antikanker. Salah satu permasalahan yang muncul dalam penghantaran senyawa
alami yang diberikan secara langsung adalah senyawa tersebut dikhawatirkan tidak
sampai pada sel target dengan maksimal karena memiliki bioavailability yang
rendah. Perkembangan dalam bidang bioteknologi memberikan alternatif
penghantaran senyawa alami agar lebih efektif, yakni menggunakan nanopartikel
sebagai drug delivery system. Kitosan sebagai polimer sering digunakan sebagai
bahan dalam pembuatan nanopartikel karena bersifat biodegradable, tidak toksik,
dan murah. Ekspresi reseptor asam folat yang tinggi pada sel kanker payudara dapat
dimanfaatkan dalam penargetan nanopartikel, sehingga penambahan ligan asam
folat dalam nanopartikel diharapkan dapat meningkatkan penghantaran
nanopartikel tertuju pada sel kanker payudara. Oleh karena, itu tujuan penelitian ini
adalah untuk mensintesis nanopartikel kitosan terkonjugasi asam folat yang
mengenkapsulasi senyawa propolis dan menguji aktivitasnya terhadap lini sel
kanker MCF-7. Nanopartikel kitosan terkonjugasi asam folat yang mengandung
propolis (NP-KF-P) dan tidak mengandung propolis (NP-KF-blanko) disintesis
dengan metode gelasi ionik. NP-KF-P dan NP-KF-blanko yang berhasil disintesis
kemudian dilakukan karakterisasi yang meliputi diameter, PDI (Poly Dispersity
Index), zeta potensial, morfologi nanopartikel, dan persentase enkapsulasi propolis
dalam NP-KF. Uji sitotoksisitas NP-KF-P, NP-KF dan propolis terhadap lini sel
MCF-7 dilakukan dengan menggunakan metode MTT. Uji internalisasi NP-KF-P
oleh lini sel MCF-7 diamati menggunakan mikroskop konfokal dan TEM.
NP-KF-P kemudian dilabel dengan pewarna rhodamin B sebagai fluoresens agar
dapat teramati pada mikroskop konfokal. Analisis ekspresi relatif gen Ki-67 pada
tingkat mRNA setelah lini sel MCF-7 diberi perlakuan NP-KF-blanko (11 ?g/ml),
NP-KF-propolis IC25 (3,7 ?g/ml), IC50 (11 ?g/ml) , IC75 (33 ?g/ml), dan kontrol
dilakukan dengan metode qPCR. Diameter nanopartikel yang berhasil disintesis
adalah 129 ± 3,4 nm (NP-KF-blanko) dan 153,9 ± 1,3 (NP-KF-P), dengan nilai
efisiensi enkapsulasi propolis sebesar 30,37 – 73,36 %. Bentuk NP-KF-blanko dan
NP-KF-P adalah bulat dan tidak beragregat. Zeta potensial NP-KF-blanko sebesar
ii
30,5 ± 1,04 mV dan NP-KF-P sebesar 29,7 ± 0,82 mV, yang menunjukkan bahwa
NP-KF-blanko dan NP-KF-P bersifat stabil dan tidak mudah beragregat. Uji
sitotoksisitas menunjukkan bahwa nilai IC50 NP-KF-blanko sebesar 51,4 ± 6,7
?g/ml, IC50 NP-KF-P sebesar 11,0 ± 1,1 ?g/ml, dan IC50 propolis bebas sebesar 22,2
± 1,2 ?g/ml. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan nanopartikel kitosanasam
folat sebagai penghantar penghantar propolis dapat meningkatkan
sitotoksisitas propolis jika dibanding dengan propolis bebas. Hasil uji internalisasi
menunjukkan bahwa NP-KF-P berhasil diinternalisasi oleh lini sel MCF-7 mulai
jam ke-3 hingga jam ke-6 perlakuan yang ditunjukkan dengan terdapatnya warna
merah (dari rhodamin-B) di dalam lini sel MCF-7. Hasil internalisasi menggunakan
TEM juga menunjukkan bahwa pada jam ke-6, NP-KF-P telah diinternalisasi dan
ditemukan pada membran dan sitoplasma lini sel MCF-7. Pemberian asam folat
bebas (0,05 dan 0,25 mg/ml) sebelum pemberian NP-KF-P dalam uji internalisasi
menyebabkan penurunan penargetan nanopartikel, sehingga internalisasi NP-KF-P
oleh lini sel MCF-7 menurun. Hasil tersebut menunjukkan bahwa asam folat
sebagai ligan dalam NP-KF-P dapat meningkatkan efektifitas penargetan
nanopartikel. Ekspresi relatif gen Ki-67 level mRNA pada lini sel MCF-7 setelah
perlakuan NP-KF-P IC25 terbukti menurun, yakni relatif terekspresi 0,77 kali lebih
rendah jika dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Ekspresi relatif Ki-67 semakin
menurun dan berbeda secara signifikan setelah lini sel MCF-7 diberi perlakuan
NP-KF-P IC50 dan IC75 dengan ekspresi relatif sebesar 0,55 kali dan 0,49 kali dari
ekspresi relatif gen Ki-67 level mRNA pada perlakuan kontrol. Hal tersebut
menunjukkan bahwa ekspresi relatif gen Ki-67 level mRNA dapat ditekan dengan
pemberian NP-KF-P baik pada dosis rendah (IC25), IC50 hingga dosis tinggi (IC75).
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa NP-KF-P berhasil disintesis
dan dapat meningkatkan pentargetan tertuju pada lini sel MCF-7, sehingga NP-KFP
dapat diinternalisasi dan meningkatkan nilai sitotoksisitas dengan menurunkan
ekspresi relatif gen Ki-67 pada tingkat mRNA. Hal tersebut menunjukkan bahwa
nanopartikel kitosan terkonjugasi asam folat efektif digunakan sebagai carrier
dalam drug delivery system senyawa propolis.