digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Addin Dinda Rinata
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Addin Dinda Rinata
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Addin Dinda Rinata
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Addin Dinda Rinata
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Addin Dinda Rinata
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Addin Dinda Rinata
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Addin Dinda Rinata
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Umumnya suhu ruangan di kamar operasi diatur relatif rendah untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan termal bagi tenaga medis. Sedangkan pasien operasi yang teranestesi total membutuhkan suhu lingkungan yang lebih tinggi agar dapat menjaga suhu dalam tubuh tetap pada kondisi normal. Semakin rendahnya suhu lingkungan akan meningkatkan laju pelepasan kalor dari tubuh pasien sehingga dapat menyebabkan penurunancore body temperature.Termoregulasi pasien dapat terus menurun jika tidak dilakukan tindakan yang tepat untuk mempertahankan core body temperature selama operasi berlangsung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui respon tubuh pasien operasi yang teranestesi terhadap perubahan variabel kondisi ruangan. Model sistem termoregulasi tubuhdirancang dengan mengacupada kondisi tubuh manusia normal untuk mengetahui distribusi core body temperature dan suhu permukaan tubuh.Pada penelitian ini dilakukan pemodelan termoregulasi tubuh normal dan tubuh pasien operasi. Pemodelan tubuh normal dilakukan dengan simulasi komputasi dan pengukuran langsung di ruang uji. Sedangkan untuk memodelkan tubuh pasien hanya dilakukan simulasi tanpa pengukuran langsung terhadap tubuh pasien.Pemodelan ini didasarkan pada modifikasi model Pennes atau yang dikenal dengan bioheat equation. Modifikasi dilakukan dengan menerapkan perbandingan laju perfusi aliran darah pasien yang teranestesi total terhadap tubuh normal yaitu sebesar 0,5.Model bentuk tubuh dirancang dengan menggunakan pendekatan bentuk bola dan silinder bulat serta dibagi ke dalam 8 segmen yang mengacu pada model Fiala. Pemodelan termoregulasi tubuh dilakukan dengan simulasi komputasi menggunakan metodeelemen hingga (Finite Element Methods – FEM). Pertukaran kalor secara konveksi, radiasi, dan evaporasi diterapkan pada permukaan tubuh bagian depan yang setara dengan 50% luas total permukaan tubuh. Sedangkan 50% luas permukaan tubuh bagian belakang diterapkan kondisi insulasi sempurna. Validasi model dilakukan terhadap tubuh normal hasil pengukuran langsung. Simulasi model dilakukan selama 30 menit dengan menerapkan kondisi time dependent. Suhu ruangan diatur konstan untuk setiap simulasi pada variasi nilai 21°C, 23°C, dan 25°C sedangkan kecepatan aliran udara yang melalui permukaan tubuh diatur pada variasi nilai 0,2 m/s dan 0,4 m/s. Dari hasil simulasi menunjukkan suhu permukaan tubuh bagian badan depan yaitu sebesar 33,4oC, 33,8oC, dan 34,15oC. Semakin rendah suhu lingkungan di sekitar tubuh pasien yang teranestesi maka suhu permukaan tubuh pasien akan semakin menurun.