digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Keterampilan masyarakat Indonesia dalam membuat anyaman, merupakan salah satu bentuk keahlian tradisional secara turun-temurun yang digunakan untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Teknik-teknik anyaman banyak diterapkan dari mulai dari fungsi ragam hias hingga elemen pada suatu bangunan. Beberapa penelitian dan eksplorasi terhadap metode menganyam maupun bentuk teknis anyaman telah dilakukan sebelumnya dengan teknik Interweaving Grammar. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pola dan bentuk anyaman vernakular itu dapat diterapkan pada bangunan, bagaimana metode konversi yang digunakan dalam konteks komputasional, dan sejauh mana keterkaitan hasil yang ada dengan aspek keterbangunannya agar dapat diterapkan pada desain-desain yang bersifat arsitektural. Sedangkan batasan penelitian ini berfokus pada bentuk/jenis pola anyaman sederhana dari anyaman biaksial tunggal (sasag), prosedur konversi (codifying) rules, serta aspek keterbangunan yang meliputi analisis sistem panelling fasad dan struktur fasad bangunan. Selain itu batasan peneilitian implementasi desain berfokus pada tahapan design development. Studi kasus yang diangkat menggunakan Stadion Gelora Bandung Lautan Api sebagai contoh, karena bangunan ini representatif terhadap fungsi dan aspek performance bangunan yang lebih mengedepankan tampilan visual. Secara umum, penelitian ini dilakukan dalam empat tahap, yaitu tahap pengumpulan data, studi awal dan analisis metode Interweaving Grammar, analisis terhadap kondisi bentuk dan desain fasad eksisting, dan tahap implementasi desain yang dikaji berdasarkan menurut prinsip dan kaidah keterbangunan dari fasad bangunan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pola dan bentuk anyaman vernakular biaksial tunggal (sasag) memiliki aturan dasar bentuk pola geometri yang dapat diinvestigasi menggunakan pendekatan komputasional dengan teknik Interweaving Grammar. Selain itu, metode Interweaving Grammar merupakan metode yang open-ended yang dapat dimodifikasi sesuai konteks fase penerapan metodenya di dalam proses desain.