COVER Nurmalina Kusmawati
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Nurmalina Kusmawati
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Nurmalina Kusmawati
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Nurmalina Kusmawati
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Nurmalina Kusmawati
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Nurmalina Kusmawati
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Nurmalina Kusmawati
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 7 Nurmalina Kusmawati
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR Nurmalina Kusmawati
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Stasiun Penelitian Kareumbi merupakan sebuah sarana penelitian yang berfokus pada usaha
penelitian guna mendukung konservasi rusa timor (Cervus timorensis), salah satu satwa dengan
status rentan terancam punah di Jawa Barat. Dibangun oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam
(BKSDA) Jawa Barat di Kawasan Konservasi Masigit Kareumbi. Lahan perancangan memiliki luas
sebesar 40.866 m², terletak tepat pada daerah pembenahan utama yang termasuk ke dalam blok
pemanfaatan dari kawasan konservasi.
Kualitas bangunan pada kawasan konservasi dilihat dari hubungan bangunan tersebut dengan
alam di sekitarnya. Penambahan nilai fungsi penelitian, fungsi edukasi dan kunjungan, serta fungsi
hunian yang ada pada stasiun penelitian harus dapat dilakukan tanpa merusak keharmonisan alam.
Sehingga, sebagai bagian dari pembangunan secara permanen, pendekatan arsitektur tropis
digunakan pada rancangan stasiun penelitian ini untuk merespon iklim khas hutan hujan tropis yang
ada pada tapak. Potensi yang ada pada tapak juga dimanfaatkan untuk mengaplikasikan teknologi
tepat guna yang sesuai dengan kondisi lokal agar stasiun penelitian ini dapat menjadi representasi
dari makna konservasi itu sendiri. Untuk mengalirkan konsep perancangan ke arah tersebut,
konstruksi bangunan panggung yang dipilih untuk mengurangi intervensi terhadap lahan
perancangan pun memanfaatkan bambu, material lokal yang memiliki nilai estetis tinggi, kuat, serta
mudah diperoleh.