Terdapat dua bentuk kegagalan axle kereta penumpang yang ditemukan yaitu axle
patah tegak lurus sumbu dengan permukaan patahan yang menunjukkan kegagalan lelah
dan axle patah pada daerah bearing dengan bentuk patahan yang menunjukkan axle
mengalami keausan, perlakuan panas, dan deformasi plastis. Untuk mencegah dan
menghindari kegagalan yang sama terulang kembali maka perlu dilakukan studi analisis
akar penyebab kegagalan axle kereta penumpang.
Melalui studi ini diharapkan fenomena axle panas – patah dapat dipahami dan
diharapkan akar penyebab terjadinya fenomena axle panas dan patah dapat diketahui.
Tujuan akhir yang diharapkan adalah alternatif penanganan terhadap fenomena kegagalan
axle dan memberikan rekomendasi mengenai langkah-langkah korektif dan prefentif yang
diperlukan.
Dalam penelitian ini dilakukan studi pustaka mengenai kegagalan dan penyebab
kegagalan pada axle kereta api yang pernah terjadi. Survei dan wawancara dilakukan ke
fasilitas perawatan perangkat roda untuk mengetahui kondisi perawatan axle kereta api
serta bentuk kegagalan axle yang terjadi. Analisis pembebanan dan tegangan yang terjadi
pada axle juga dilakukan untuk mendapatkan performa axle pada kondisi pembebanan
normal, pada kondisi sambungan rel buruk dan terdapat kerusakan profil kebulatan roda.
Pengujian struktur mikro dan kekerasan spesimen axle yang gagal dilakukan untuk
mengetahui kondisi material axle yang mengalami kegagalan.
Hasil analisis beban dan tegangan axle mendapatkan tegangan maximum principal
pada axle 89,9 MPa pada kondisi pembebanan ideal. Pada pembebanan dengan percepatan
dalam arah vertikal sebesar 2.5g (g merupakan percepatan gravitasi bumi) tegangan pada
axle lebih besar dari endurance limit sehingga umurnya terbatas. Pengujian struktur mikro
menunjukkan terdapat beberapa lapisan struktur mikro yang berbeda pada axle panas.
Hasil pengujian pada spesimen axle panas ditemukan struktur Widmanstatten yang
merupakan indikasi bahwa material axle mengalami pemanasan hingga 1000oC dan
didinginkan di udara. Panas tinggi tersebut berasal dari gesekan antara bearing dan
permukaan axle akibat suaian yang kurang baik antara bearing dan axle. Pada axle patah
diamati kegagalan fatigue pada axle diakibatkan oleh ketidaksempurnaan pada proses
pengerasan permukaan yang mengakibatkan pelunakan pada beberapa posisi sehingga
kekuatannya lebih rendah. Kekuatan yang rendah tersebut tidak dapat menanggung beban
yang berasal dari tegangan sisa tarik pada chrom plating dan tegangan akibat beban lentur
pada axle. Untuk menghindari kegagalan yang sama maka perlu dilakukan perbaikan
prosedur perawatan bearing dan prosedur proses chromium plating axle.