Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang banyak diderita oleh orang lanjut usia.
Menurut Saseen JJ (2014), hipertensi merupakan penyakit umum yang didefinisikan sebagai
peningkatan tekanan darah secara terus-menerus. Peningkatan tekanan darah menjadi salah satu
faktor risiko penyakit kardiovaskular yang signifikan, seperti stroke, infarksi miokardium, angina,
dan gagal jantung. Selain hipertensi, penyakit yang sering muncul pada lansia adalah nyeri.
Akibatnya, penggunaan obat antiinflamasi non-steroid (OAINS) untuk manajemen nyeri semakin
meningkat. Salah satu OAINS yang paling sering digunakan adalah natrium diklofenak. Namun,
penggunaan OAINS jangka panjang yang tidak dikendalikan dapat menyebabkan beberapa efek
samping, salah satunya adalah peningkatan tekanan darah. Di Puskesmas Garuda Bandung, data
peresepan OAINS khususnya natrium diklofenak pada pasien hipertensi lansia cukup tinggi. Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan OAINS pada tekanan
darah pasien hipertensi lansia. Penelitian ini merupakan studi observasional dengan pendekatan
potong lintang. Subjek penelitian adalah pasien hipertensi lansia yang mengikuti Program
Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di Puskesmas Garuda Bandung pada bulan Februari hingga
April 2017. Pengambilan data tekanan darah dilakukan langsung kepada pasien, selanjutnya data
dianalisis dengan uji komparatif numerik dengan metode General Linear Model (GLM). Jumlah
subjek pada penelitian ini adalah 54 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok
pertama adalah pasien yang menggunakan obat antihipertensi (OAH) yaitu amlodipin dengan
natrium diklofenak dan kelompok kedua adalah pasien yang hanya menggunakan amlodipin.
Berdasarkan hasil uji, penggunaan natrium diklofenak yang terkontrol dan tidak secara jangka
panjang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tekanan darah dengan nilai p=0,363
untuk sistolik dan p=0,469 untuk diastolik.