digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Naufan Yuqa Satrio
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Naufan Yuqa Satrio
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Naufan Yuqa Satrio
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Naufan Yuqa Satrio
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Naufan Yuqa Satrio
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Naufan Yuqa Satrio
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Naufan Yuqa Satrio
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Naufan Yuqa Satrio
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Minyak nabati murni merupakan salah satu alternatif bahan bakar diesel yang digunakan untuk pembangkit listrik. Ketersediaan tanaman produsen minyak nabati murni yang melimpah seperti kelapa dan kelapa sawit diharapkan dapat menjadi solusi kemandirian energi pada pulau-pulau terpencil di Indonesia. Namun penggunaan PCO dan PPaO masih terhambat pada viskositasnya yang tinggi sehingga atomisasi pada injeksi bahan bakar masih buruk. Oleh karena itu diperlukan modifikasi pada motor diesel berupa preheater. Perancangan preheater memanfaatkan panas dari gas buang untuk memanaskan minyak nabati murni sebelum memasuki injektor. Preheater ini menggunakan prinsip penukar kalor koil heliks. Pengujian dilakukan dengan mengukur laju konsumsi bahan bakar dan temperatur yang memasuki dan keluar dari preheater baik minyak dan gas buang. Parameter prestasi yang akan diamati dari preheater adalah efektivitas (?) penukar kalor dan temperatur permukaan dalam koil (Ts). Selain itu parameter prestasi akan dibandingkan dengan cara uji ketahanan selama 32 jam. Berdasarkan hasil pengujian, preheater yang digunakan untuk memanaskan PCO memiliki efektivitas sebesar 63,54% dan untuk memanaskan PPaO efektivitas preheater sebesar 65,98%. Preheater mengalami penurunan efektivitas rata-rata sebesar 3,38% dan temperatur permukaan dalam koil rata-rata sebesar 6,18oC untuk memanaskan PCO. Sedangkan preheater yang digunakan untuk memanaskan PPaO mengalami penurunan efektivitas sebesar 7,85% dan temperatur permukaan dalam koil rata-rata sebesar 5,81oC setelah dilakukan uji ketahanan selama 32 jam.