Infeksi bakteri merupakan penyakit yang mempunyai angka kejadian cukup besar di Indonesia. Infeksi
bakteri dapat ditangani dengan menggunakan antibiotik namun adanya resistensi antibiotik membuat
penyakit infeksi sulit untuk ditangani. Oleh karena itu, pengembangan agen antimikroba baru perlu
dilakukan dan salah satunya dapat berasal dari bahan alam. Dalam beberapa penelitian sebelumnya,
minyak atsiri batang serai dan ekstrak etanol kulit buah delima merah memiliki aktivitas antimikroba.
Tujuan dari penelitian ini yaitu menentukan efek antimikroba minyak atsiri batang serai yang
dikombinasikan dengan ekstrak etanol kulit buah delima merah. Metode diawali dengan penentuan
nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dengan metode mikrodilusi lalu penentuan Konsentrasi
Bakterisid Minimum (KBM) dari masing-masing larutan uji. Uji kombinasi dilakukan dengan metode
difusi menggunakan pita kertas dan time kill curve. Nilai KHM dari minyak atsiri batang serai terhadap
Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeruginosa secara berturut-turut sebesar
1024 µg/mL, 1024 µg/mL, dan >4096 µg/mL. Sedangkan nilai KHM dari eksrak etanol kulit buah delima
merah terhadap E. coli, S. aureus, dan P. aeruginosa secara berturut-turut sebesar 512 µg/mL, 512
µg/mL, dan 1024 µg/mL. Nilai KBM dari minyak atsiri batang serai terhadap E. coli, S. aureus, dan P.
aeruginosa secara berturut-turut sebesar 4096 µg/mL, 2048 µg/mL, dan >4096 µg/mL. Sedangkan nilai
KBM dari ekstrak etanol kulit buah delima merah terhadap E. coli, S. aureus, dan P. aeruginosa secara
berturut-turut sebesar >2048 µg/mL, >2048 µg/mL, dan >2048 µg/mL. Pada penentuan nilai KHM,
bakteri yang dapat terhambat oleh kedua larutan uji tersebut adalah E. coli dan S. aureus sehingga uji
aktivitas kombinasi hanya dilakukan pada kedua bakteri tersebut. Kombinasi kedua ekstrak tersebut
memberikan efek aditif terhadap bakteri E. coli maupun S. aureus dengan sifat kerja dari masing-masing
ekstrak adalah bakteriostatik.