digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Fajar Fakri
PUBLIC yana mulyana

COVER Fajar Fakri
PUBLIC yana mulyana

BAB 1 Fajar Fakri
PUBLIC yana mulyana

BAB 2 Fajar Fakri
PUBLIC yana mulyana

BAB 3 Fajar Fakri
PUBLIC yana mulyana

BAB 4 Fajar Fakri
PUBLIC yana mulyana

BAB 5 Fajar Fakri
PUBLIC yana mulyana

BAB 6 Fajar Fakri
PUBLIC yana mulyana

PUSTAKA Fajar Fakri
PUBLIC yana mulyana

Angiogenesis merupakan pertumbuhan pembuluh darah baru dari pembuluh darah yang telah ada. Beberapa penyakit terkait angiogenesis terjadi akibat pembuluh darah baru yang tumbuh secara berlebihan (seperti pada inflamasi, kanker, psoriasis, dan obesitas) atau tumbuh tidak cukup (seperti pada luka kronis dan penyakit jantung iskemik). Tanaman obat rimpang lempuyang wangi (RLW), rimpang temu putih (RTP), rimpang olae (RO), rimpang kunyit (RK), umbi keladi tikus (UKT), daun sirsak (DS), biji melinjo (BM), umbi bawang tiwai (UBT), kulit manggis (KM), rimpang temu kunci (RTK), dan propolis (P) memiliki aktivitas menekan beberapa penyakit yang terkait angiogenesis berlebihan seperti aktivitas antitumor, anti-obesitas, dan anti-inflamasi. Namun, penelitian terkait keamanan dan efek anti-angiogenesis dari tanaman obat tersebut dan propolis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menilai toksisitas akut dan pengaruh terhadap angiogenesis dari ekstrak etanol 10 tanaman obat dan propolis menggunakan model hewan uji embrio zebrafish (Danio rerio) galur wild-type. Pengujian toksisitas akut dilakukan secara statis mengacu pada protokol OECD No. 236 tahun 2013, yang terdiri kelompok normal (DMSO 0,01%), kelompok ekstrak uji, dan kelompok kontrol positif (3,4-dichloroaniline 4 µg/mL). Sementara, studi angiogenesis menggunakan metode pewarnaan endogenous alkaline phosphatase (EAP), yang terdiri kelompok normal (DMSO 0,01% dan 1-Phenyl-2-thioureaI), kelompok ekstrak uji, dan kelompok kontrol positif (SU 5416 1 µM). Hasil pengujian toksisitas akut ekstrak etanol RLW, RTP, P, RO, RK, UKT, DS, BM, UBT, KM, dan RTK pada embrio zebrafish didapatkan nilai LC50 pada 96 jam pasca fertilisasi (jpf) masing-masing adalah 27,171 µg/mL, 144,219 µg/mL, 39,326 µg/mL, 25,551 µg/mL, 56,609 µg/mL, 494,553 µg/mL, 13,146 µg/mL, 134,307 µg/mL, 41,766 µg/mL, 30,544 µg/mL, dan 53,798 µg/mL. Paparan ekstrak etanol tersebut menyebabkan malformasi pada embrio zebrafish, diantaranya udem perikardial, udem yolk-sac, kecacatan pada jantung, mata, rahang, ekor, somit, tulang belakang, dan menghambat pigmentasi. Sementara itu, hasil pengujian efek angiogenesis menggunakan in vivo zebrafish pada 72 jpf menunjukkan bahwa iii ekstrak etanol RLW, RTP, P, RO, RK, UKT, BM, UBT, KM, dan RTK memiliki aktivitas sebagai anti-angiogenesis. Sebaliknya, ekstrak etanol DS cenderung menginduksi angiogenesis dengan adanya peningkatan pertumbuhan pembuluh darah ektopik pada area subintestinal vein (SIV) zebrafish (P<0,001). Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak etanol RLW lebih berpotensi sebagai anti-angiogenesis pada konsentrasi 24 µg/mL, dengan menghambat pembentukan interconnecting vessels (ICV) dan dimensi SIV zebrafish yang beda bermakna dengan kelompok normal (P<0,001) dan tidak beda bermakna dengan kontrol positif (P>0,05).