digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Lokasi penelitian berada di Daerah Kesi dan sekitarnya, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis, daerah penelitian terletak pada kordinat UTM 542200- 543600 mT dan 9010500-9014400 mU zona 50S datum WGS 1984 dengan luas area 5.46 km2 (3,9 km x 1,4 km). Penelitian bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi daerah penelitian meliputi bentukan geomorfologi, jenis batuan dan persebarannya, struktur geologi daerah penelitian, persebaran alterasi dan mineralisasi, paragenesis alterasi dan mineralisasi, serta hubungan alterasi dan mineralisasi daerah penelitian. Pengambilan data lapangan dilakukan dengan pemetaan skala 1: 5000, sedangkan metode yang dilakukan berupa analisis struktur geologi, analisis petrografi, dan analisis mineragrafi. Daerah penelitian merupakan perbukitan dan lembah berada pada ketinggian 350-650 mdpl dengan kemiringan lereng agak curam hingga curam, memiliki pola kelurusan utama utaraselatan hingga timur laut-barat daya, tahapan geomorfik dewasa. Litologi daerah penelitian terdiri dari empat satuan tidak resmi yaitu volkanik, diorit kuarsa, dan mikrodiorit yang berumur Miosen Tengah-Miosen Akhir, serta endapan aluvial berumur Kuarter. Struktur geologi terdiri struktur primer berupa lapisan batuan dan struktur sekunder berupa sesar mengiri, rekahan, urat, kontak intrusi, dan clay-dike dalam koridor timur laut-barat daya. Alterasi pada daerah penelitian dibagi kedalam empat zona yaitu pada tahap awal berupa kuarsa + epidot + aktinolit ± garnet ± biotit sekunder pada bagian tengah dan klorit + epidot pada bagian luar sedangkan tahap selanjutnya klorit + serisit ± kuarsa ± mineral lempung dan serisit + kuarsa ± mineral lempung. Mineralisasi berkembang berupa magnetit, bornit, kalkopirit, pirit, kovelit, kalkosit, hematit dan malakit. Tahapan geologi diawali dengan terbentuknya batuan volkanik pada Miosen Tengah, selanjutnya hadir intrusi diorit kuarsa disertai dengan hadirnya struktur dengan koridor timur laut-barat daya, berikutnya berkembang alterasi dan mineralisasi awal. Mikrodiorit menerobos diorit kuarsa. Pada tahap akhir alterasi dan mineralisasi tahap II berkembang mengubah alterasi dan mineralisasi yang telah terjadi sebelumnya.