Lokasi penelitian berada di Daerah Kesi dan sekitarnya, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Secara geografis, daerah penelitian terletak pada kordinat UTM 542200-
543600 mT dan 9010500-9014400 mU zona 50S datum WGS 1984 dengan luas area 5.46
km2 (3,9 km x 1,4 km).
Penelitian bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi daerah penelitian meliputi bentukan
geomorfologi, jenis batuan dan persebarannya, struktur geologi daerah penelitian,
persebaran alterasi dan mineralisasi, paragenesis alterasi dan mineralisasi, serta hubungan
alterasi dan mineralisasi daerah penelitian. Pengambilan data lapangan dilakukan dengan
pemetaan skala 1: 5000, sedangkan metode yang dilakukan berupa analisis struktur geologi,
analisis petrografi, dan analisis mineragrafi.
Daerah penelitian merupakan perbukitan dan lembah berada pada ketinggian 350-650 mdpl
dengan kemiringan lereng agak curam hingga curam, memiliki pola kelurusan utama utaraselatan
hingga timur laut-barat daya, tahapan geomorfik dewasa. Litologi daerah penelitian
terdiri dari empat satuan tidak resmi yaitu volkanik, diorit kuarsa, dan mikrodiorit yang
berumur Miosen Tengah-Miosen Akhir, serta endapan aluvial berumur Kuarter. Struktur
geologi terdiri struktur primer berupa lapisan batuan dan struktur sekunder berupa sesar
mengiri, rekahan, urat, kontak intrusi, dan clay-dike dalam koridor timur laut-barat daya.
Alterasi pada daerah penelitian dibagi kedalam empat zona yaitu pada tahap awal berupa
kuarsa + epidot + aktinolit ± garnet ± biotit sekunder pada bagian tengah dan klorit + epidot
pada bagian luar sedangkan tahap selanjutnya klorit + serisit ± kuarsa ± mineral lempung
dan serisit + kuarsa ± mineral lempung. Mineralisasi berkembang berupa magnetit, bornit,
kalkopirit, pirit, kovelit, kalkosit, hematit dan malakit.
Tahapan geologi diawali dengan terbentuknya batuan volkanik pada Miosen Tengah,
selanjutnya hadir intrusi diorit kuarsa disertai dengan hadirnya struktur dengan koridor timur
laut-barat daya, berikutnya berkembang alterasi dan mineralisasi awal. Mikrodiorit
menerobos diorit kuarsa. Pada tahap akhir alterasi dan mineralisasi tahap II berkembang
mengubah alterasi dan mineralisasi yang telah terjadi sebelumnya.
Perpustakaan Digital ITB