digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Arief Awaluddin Rahman
PUBLIC didi kusnendi

Kawasan konservasi Taman Buru Masigit Kareumbi (TBMK) memiliki izin untuk meningkatkan keanekaragaman hayati melalui program introduksi satwa. Salah satunya yang dianggap layak untuk diintroduksi adalah merak hijau jawa (Pavo muticus muticus Linnaeus, 1766). Rencana introduksi merak hijau jawa membutuhkan informasi dukungan dari Taman Nasional Baluran (TNB) sebagai habitat referensi merak hijau di Pulai Jawa. Penelitian ini bertujuan menentukan variabel fisik lingkungan yang mempengaruhi kesesuaian habitat merak hijau jawa di TNB dan memetakan lokasi yang berpotensi sebagai habitat merak hijau jawa di TBMK.Setiap variabel diklasifikasikan ke dalam beberapa kelas preferensi habitat, dengan skor 4 untuk kelas paling disukai dan skor 1 untuk kelas paling tidak disukai. Selanjutnya dilakukan pembobotan berdasarkan kepentingan suatu variabel terhadap kebutuhan habitat yang disukai dengan menggunakan Principal Component Analysis (PCA). Pemetaan dilakukan dengan metode skoring dan pembobotan menggunakan spatial analysis tools dari aplikasi Arcgis 10 pada areal kajian di TBMK seluas 1.097,14 Ha. Hasil penelitian di TNB menyatakan kesesuaian habitat merak hijau jawa dipengaruhi oleh variabel kelerengan, jarak dari jalan, jarak dari sumber air dan kelerengan. Bobot yang didapatkan dari PCA adalah 1,722 untuk variabel kelerengan dan jarak dari jalan dan 1,070 untuk variabel tutupan lahan dan jarak dari sungai. Kemudian, peta yang dihasilkan dibagi menjadi tiga kelas preferensi habitat yaitu kurang disukai, disukai dan sangat disukai. Hasil pemetaan di TBMK menunujukan bahwa 10,03% areal kajian (110,12 ha) terkategorikan kurang disukai, 59,36% disukai (651,32 ha), dan 29,99% sangat disukai (329,11 ha). Tingginya presentase dari habitat yang disukai dan sangat disukai sebesar 89,35% (980,43ha) di areal kajian TBMK meunujukkan bahwa secara fisik areal kajian berpotensi untuk mendukung rencana introduksi merak hijau jawa.