Kawasan konservasi Taman Buru Masigit Kareumbi (TBMK) memiliki izin untuk
meningkatkan keanekaragaman hayati melalui program introduksi satwa. Salah satunya
yang dianggap layak untuk diintroduksi adalah merak hijau jawa (Pavo muticus muticus
Linnaeus, 1766). Rencana introduksi merak hijau jawa membutuhkan informasi dukungan
dari Taman Nasional Baluran (TNB) sebagai habitat referensi merak hijau di Pulai Jawa.
Penelitian ini bertujuan menentukan variabel fisik lingkungan yang mempengaruhi
kesesuaian habitat merak hijau jawa di TNB dan memetakan lokasi yang berpotensi
sebagai habitat merak hijau jawa di TBMK.Setiap variabel diklasifikasikan ke dalam
beberapa kelas preferensi habitat, dengan skor 4 untuk kelas paling disukai dan skor 1
untuk kelas paling tidak disukai. Selanjutnya dilakukan pembobotan berdasarkan
kepentingan suatu variabel terhadap kebutuhan habitat yang disukai dengan menggunakan
Principal Component Analysis (PCA). Pemetaan dilakukan dengan metode skoring dan
pembobotan menggunakan spatial analysis tools dari aplikasi Arcgis 10 pada areal kajian
di TBMK seluas 1.097,14 Ha. Hasil penelitian di TNB menyatakan kesesuaian habitat
merak hijau jawa dipengaruhi oleh variabel kelerengan, jarak dari jalan, jarak dari sumber
air dan kelerengan. Bobot yang didapatkan dari PCA adalah 1,722 untuk variabel
kelerengan dan jarak dari jalan dan 1,070 untuk variabel tutupan lahan dan jarak dari
sungai. Kemudian, peta yang dihasilkan dibagi menjadi tiga kelas preferensi habitat yaitu
kurang disukai, disukai dan sangat disukai. Hasil pemetaan di TBMK menunujukan bahwa
10,03% areal kajian (110,12 ha) terkategorikan kurang disukai, 59,36% disukai (651,32
ha), dan 29,99% sangat disukai (329,11 ha). Tingginya presentase dari habitat yang disukai
dan sangat disukai sebesar 89,35% (980,43ha) di areal kajian TBMK meunujukkan bahwa
secara fisik areal kajian berpotensi untuk mendukung rencana introduksi merak hijau jawa.