digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sebagian besar lapangan minyak dan gas bumi melepaskan CO2 dari hasil produksinya ke atmosfer, sehingga akan berkontribusi pada pemanasan global dan perubahan iklim. Contohnya, Lapangan Gundih yang terletak di Jawa Tengah menghasilkan emisi CO2 mencapai 800 ton per hari. Oleh sebab itu, diusulkan agar CO2 tersebut diinjeksikan ke dalam bumi, yaitu ke dalam reservoir karbonat dari Formasi Kujung. Usulan ini dikenal sebagai Pilot Project Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) di lapangan ini. Agar CO2 yang telah diinjeksikan dipastikan dapat tersimpan dalam jangka waktu yang lama dan aman, diperlukan program monitoring yang baik. Dalam studi ini, survei seismik 2D selang waktu dan analisis geomekanika diajukan sebagai metode untuk monitoring. Survei seismik paruh waktu diharapkan dapat mendeteksi keberadaan plume CO2 dengan resolusi yang tinggi. Untuk membuktikan keefektifan metode tersebut, dilakukan pemodelan seismik dengan NORSARĀ® dan pengolahan data seismik dengan perangkat lunak ProMAX. Model bawah permukaan bumi yang digunakan dihasilkan dari studi-studi sebelumnya, yang mencakup studi geologi dan geofisika reservoir serta simulasi reservoir. Sedangkan parameter elastisitas batuan, baik keadaan awam (baseline) maupun pada saat setelah injeksi CO2, dihasilkan dari studi fisika batuan. Data seismik sintetik dihasilkan dari akuisisi dengan panjang lintasan sebesar 5 km, jumlah sumber gelombang seismik sebanyak 251 buah, penerima sebanyak 501 buah, jarak antara sumber gelombang seismik sebesar 20 m, jarak antara receiver sebesar 10 m, dan geometri split-spread. Wavelet sumber gelombang seismik menggunakan frekuensi dominan sebesar 50 Hz, namun faktor atenuasi diabaikan. Hasil dari pemodelan ini dapat mendeteksi keberadaan plume CO2 dengan jelas, baik setelah injeksi dilakukan selama 2 tahun maupun 10 tahun. Inversi impedansi akustik dilakukan terhadap penampang seismik sintetik selang waktu, dan hasilnya dapat menunjukkan bentuk dari plume CO2 dengan tepat. Pada bagian akhir dari penelitian ini, sebuah program berbasis MATLABĀ® untuk menjalankan respons geomekanika dari batuan reservoir terhadap CO2 yang diinjeksikan telah berhasil dibuat. Kenaikan volume CO2 mengakibatkan kenaikan tekanan pori dan menurunnya tegangan efektif batuan reservoir. Hasilnya menunjukkan bahwa injeksi dengan laju 800 ton per hari mengakibatkan kenaikan tekanan pori sebesar 1.2 MPa dalam 10 tahun, namun injeksi tetap aman untuk dilanjutkan sebab titik kritis belum terlampaui.