ABSTRAK Rifky Maulana
PUBLIC 
COVER Rifky Maulana
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Rifky Maulana
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Rifky Maulana
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Rifky Maulana
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Rifky Maulana
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Rifky Maulana
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Rifky Maulana
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan
Sedimen sungai merupakan hasil dari proses sedimentasi di lingkungan sungai yang
berasal dari pelapukan batuan dasar atau proses erosi. Perubahan lingkungan yang
terjadi di perairan sungai dapat disebabkan secara alamiah (litogenik) dan aktivitas
manusia (antropogenik). Permasalahan yang biasanya terjadi adalah adanya
kehadiran suatu unsur atau zat pencemar yang membahayakan bagi lingkungan.
Metode magnetik merupakan salah satu metode geofisika yang dapat digunakan
untuk mendeteksi pencemaran pada lingkungan, termasuk di daerah sungai. Metode
ini digunakan karena dapat membedakan sifat-sifat mineral magnetik sedimen
sungai dengan karakteristik lingkungan yang berbeda. Untuk menentukan unsur
atau zat tersebut dapat menggunakan metode geokimia. Metode geokimia
merupakan metode yang dapat digunakan untuk menganalisis konsentrasi logam
berat pada sedimen sungai sehingga dapat menentukan kualitas lingkungan dan
sumber polutan logam berat.
Danau Sidenreng adalah danau yang terletak di Sulawesi Selatan yang sering
mengalami permasalahan degradasi setiap tahunnya. Kondisi geologi di daerah
tersebut yang kompleks dan adanya aktivitas manusia di sekitar sungai diperkirakan
menjadi penyebab permasalahan tersebut. Pada penelitian ini, sampel sedimen yang
digunakan berasal dari tiga sungai di sekitar Danau Sidenreng, yaitu Sungai Salo
Sidenreng, Sungai Salo Pokkoto, dan Sungai Salo Panreng. Metode yang digunakan
pada penelitian ini adalah metode magnetik dengan pengukuran suseptibilitas dan
pengukuran IRM (Isothermal Remanent Magnetization) pada sampel. Selain itu
digunakan juga metode geokimia XRF (X-Ray Fluoroscene). Dari hasil yang
diperoleh pada pengukuran tersebut diketahui bahwa Sungai Salo Sidenreng
memiliki kandungan logam berat yang paling banyak, Sungai Salo Pokkoto
memiliki nilai SIRM dan kelimpahan mineral magnetit yang paling tinggi, dan
Sungai Salo Panreng memiliki nilai suseptibilitas yang paling tinggi