digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pertumbuhan penduduk yang pesat di Kota Bandung mengakibatkan perluasan pembangunan permukiman di pinggiran kota yang tidak teratur. Permukiman tersebut dibangun tanpa disertai pembangunan fasilitas sanitasi salah satunya berlokasi di RT 04-06, RW 1 di Kelurahan Cisaranten Bina Harapan. Pemerintah menjadikan lokasi ini sebagai penerima Program Sanitasi Berbasis Masyarakat-IDB. Keberhasilan dari program ini ditunjukkan dengan keberlanjutan sistem terbangun. Sanitasi berkelanjutan dipengaruhi oleh beberapa aspek diantaranya sosial-budaya, lingkungan dan sumber daya alam, teknologi dan operasi, finansial dan kelembagaan. Dengan mempertimbangkan aspek- aspek keberlanjutan, permasalahan sanitasi dijadikan prioritas adalah penyediaan sistem pengelolaan air limbah. Berdasarkan kepadatan penduduk, kepemilikan jamban, ketersediaan lahan sistem pengelolaan air limbah yang paling sesuai diterapkan adalah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal disertai jaringan perpipaan. Perencanaan sistem terdiri dari rencana teknik, rencana pembiyayaan dan kelembagaan. Rencana teknik dilakukan dengan periode perencanaan 20 tahun dan cakupan pelayanan 100% sehingga diperoleh produksi air limbah sebesar 75,5 m3/hari. Sistem jaringan perpipaan yang digunakan adalah saluran perpipaan dangkal dengan jumlah layanan 154 SR dengan ukuran pipa 3-4 inch untuk pipa persil dan kisaran 4-6 inch untuk pipa lateral dan panjang pipa total ± 882 meter. Sistem pengolahan menggunakan IPAL komunal yang dipilih berdasarkan 3 alternatif pengolahan aerobik dan anaerobik. Dengan pembobotan kriteria menggunakan matriks dan sistem ranking diperoleh alternatif konfigurasi IPAL terpilih menggunakan kombinasi biofilter aerobik dan anaerobik. Pembuangan lumpur dilakukan dengan penyedotan rutin yang dibawa ke Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja Gemuruh. Pembangunan IPAL serta jaringan perpipaan diselanggarakan secara swakelola melalui Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) sebagai perencana dan pelaksana konstruksi sarana dan Kelompok Pemelihara dan Pemanfaat (KPP) sebagai pengelola operasi dan perawatan saran terbangun. Total biaya pembangunan Rp434.523.700,00, dab biaya operasional dan pemeliharaan minor dan capital Rp18.250.000,00/ tahun. Sumber pendanaan berasal dari dana pinjaman IDB, APBD dan retribusi masyarakat.