digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT Warung Pintar Sekali atau yang dikenal sebagai Warung Pintar merupakan startup ritel teknologi berbasis kemitraan yang berfokus pada pengembangan bisnis mikro-menengah dengan bantuan teknologi seperti Internet of Things (IoT), big data analytics, dan blockchain. Setiap mitra yang bekerjasama dengan Warung Pintar akan dipinjamkan gerobak beserta peralatan elektronik pendukung, dibantu dalam proses pembelian barang dagangan, dan juga dipandu dalam menjalankan bisnis secara umum. Selama keberjalanannya, Warung Pintar mengalami beberapa kasus yang berdampak pada kerugian finansial yang cukup besar. Hal ini mendorong urgensi Warung Pintar untuk merancang manajemen risiko agar kedepannya, perusahaan dapat melakukan langkah preventif dan mitigasi untuk memperkecil dampak dari suatu kegagalan dalam proses bisnis perusahaan. Standar yang digunakan untuk merancang manajemen risiko adalah ISO 31000:2018. Perancangan manajemen risiko dibagi menjadi empat tahap, yaitu pemetaan proses bisnis, identifikasi risiko, pengukuran risiko, dan evaluasi risiko. Pemetaan proses bisnis dilakukan dengan menggunakan adaptasi dari Process Classification Framework yang dikeluarkan oleh American Productivity and Quality Center (APQC). Identifikasi risiko dan pengukuran risiko menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) yang mempertimbangkan tiga hal dalam suatu risiko, yaitu severity, occurrence, dan detection. Selanjutnya, evaluasi risiko berdasarkan risk criteria perusahaan dilakukan untuk menentukan daftar risiko kritis. Kemudian, Bow-Tie Analysis digunakan untuk membantu perancangan langkah preventif dan mitigasi dari setiap risiko kritis berdasarkan hasil pemetaan hubungan antara risiko dengan penyebab dan dampak. Terakhir, penentuan prioritas implementasi dari usulan respon risiko ditentukan dengan Impact/Effort Matrix atau Action Priority Matrix. Jumlah risiko yang teridentifikasi melalui hasil pemetaan proses bisnis utama Warung Pintar adalah 135 risiko dengan 185 kombinasi potensi dampak, potensi penyebab, dan kontrol yang digunakan untuk mendeteksi risiko. Berdasarkan hasil pengukuran risiko dan penentuan risiko kritis dengan menggunakan risk criteria perusahaan, terdapat 57 risiko yang tergolong kritis dan akan dirancang respon risikonya. Jumlah usulan respon risiko untuk seluruh risiko kritis adalah 88 usulan. Penentuan prioritas penerapan usulan respon risiko dengan Impact/Effort Matrix atau Action Priority Matrix menghasilkan 42 usulan jenis quick wins, 28 usulan jenis major project, dan 18 usulan jenis fill ins.