Perencana bekerja dengan berbagai jenis organisasi, terkadang memberikan keahlian teknis dan di waktu yang lain memfasilitasi komunikasi antara berbagai organisasi dan kelompok kepentingan. Perencana juga memainkan peran penting dalam "pembelajaran organisasi." Dalam tesis ini, penulis menggambarkan bagaimana praktik organisasi berubah melalui pembelajaran. Dengan menggunanakan konsep translasi dan adopsi-inovasi dalam Actor-Network Theory dan landasan teoritik tentang pembelajaran sosial, pemberdayaan dan keadilan distributif, yang kemudian penulis terapkan dalam menganalisis kasus perubahan konsep perencanaan pembangunan prasarana air bersih oleh KSM dan masyarakat yang sejatinya dalam program Kotaku diposisikan sebagai panitia kerja dan penerima manfaat di Kampung Belmesra - Kota Ambon. Dalam analisis kami menunjukkan tidak hanya bagaimana proses pembelajaran telah menyebabkan perubahan perilaku di KSM dan masyarakat mulai dari tahap perencanaan, implementasi dan aktualisasi program pembangunan.
Bagian empiris dari penulisan ini berfokus pada peran KSM dan warga penerima manfaat di kampung Balmesra - Kota Ambon yang merubah konsepsi awal perencanaan pembangunan prasarana air bersih sumur pompa dalam program Kotaku untuk mewujudkan keadilan distributif. Dalam menyelidiki proses perubahan konsepsi, pertanyaan utama kami hanyalah, bagaimana peran KSM dan warga penerima manfaat belajar dan merubah konsepsi pembangunan prasarana air bersih dalam program Kotaku? Kami mulai dengan memperkenalkan konsep translasi dan adopsi-inovasi Actor-Network Theory, kemudian proses pembelajaran dalam kasus KSM dan warga penerima manfaat pada setiap tahapan adopsi-inovasi dianalisis dengan mengacu pada tipologi pembelajaran sosial. Kami menunjukkan tidak hanya bagaimana proses pembelajaran telah menyebabkan perubahan perilaku di KSM tetapi juga di masyarakat, namun juga membahas kasus dalam penelitian ini dengan konsep empowerment dalam teori pembangunan.