Pembangunan terowongan (tunnel) 1 jalan tol Cisumdawu menyebabkan turunnya
tutupan vegetasi dan meningkatnya kelerengan lahan, sehingga potensi erosi dan
tanah longsor meningkat. Penelitian ini bertujuan menentukan potensi laju erosi,
laju erosi yang dapat ditoleransi, serta mitigasi dengan upaya konservasi lahan
untuk menjaga infrastruktur tunnel 1 dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Lokasi penelitian dilakukan pada area di atas tunnel 1 jalan tol Cisumdawu dengan
tutupan lahan, 2 lahan miring terbuka inlet dan outlet, serta 1 lahan tengah. Potensi
laju erosi ditentukan menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation).
Pengambilan sampel kelerengan dilakukan dengan purposive sampling dan sampel
tanah dengan simple random sampling. Setelah ditentukan faktor-faktor penentu
laju erosi, hasil penelitian menunjukan laju erosi (A) dan Tingkat Bahaya Erosi
(TBE) pada lahan miring inlet adalah 2.597,16 ton/ha/tahun (Sangat Berat), lahan
miring outlet 2.899,58 ton/ha/tahun (Sangat Berat), dan lahan tengah 1.067,43
(Sangat Berat). Laju erosi yang dapat ditoleransi pada lahan miring inlet adalah
21,73 ton/ha/tahun, lahan miring outlet 17,38 ton/ha/tahun, dan lahan tengah 28,36
ton/ha/tahun. Upaya mitigasi berupa tindakan konservasi pada lahan miring inlet
dan outlet dilakukan dengan mengubah upaya konservasi lahan (P) teras bangku
sedang bernilai (0,15) menjadi teras bangku baik (0,04), upaya pengelolaan
tanaman (C) tidak ada (0,95) menjadi ditanami perumputan tutupan sebagian
dengan bantuan blanket dan hydroseeding (0,01), sehingga menurunkan laju erosi
menjadi 14,5 ton/ha/tahun pada lahan miring inlet dan 16,27 ton/ha/tahun pada
lahan miring outlet, dengan TBE (sangat ringan) dan (ringan). Pada lahan tengah
mengubah nilai faktor (C) perladangan (0,4) menjadi hutan lahan kering campuran
(0,01) dapat menurunkan laju erosi menjadi 26,68 ton/ha/tahun (rendah).