digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kecenderungan perkembangan kawasan perkotaan yang berlangsung ekspansif dan sprawl pada dasarnya mengarah pada ketidakberlanjutan lingkungan perkotaan yang diindikasikan dengan penurunan daya dukung lingkungan. Sama halnya yang terjadi dalam konteks Kota Pulau (Island City), Kota Tarakan merupakan salah satu kota pulau di Indonesia dan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 Rencana Tata Ruang Nasional, Kota Tarakan ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berperan sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat pelayanan jasa transportasi laut dan pusat pelayanan jasa transportasi udara. Dengan peran tersebut, daya tarik Kota Tarakan meningkat dan menarik penduduk luar untuk bermigrasi ke Kota Tarakan sehingga menyebabkan peningkatan kebutuhan masyarakat akan lahan dan air baku sehingga berdampak pada penurunan daya dukung lingkungan kedepannya. Untuk mengantisipasi terlampauinya batas daya dukung lingkungan, dikembangkan skenario kebijakan dalam meminimalisasi permasalahan terkait perkembangan perkotaan dan daya dukung lingkungan di masa depan. Pada penelitian ini menggunakan model System Dynamic yang memperlihatkan akibat yang terjadi ketika peningkatan penduduk, kawasan terbangun dan ekonomi ditingkatkan memiliki dampak terhadap daya dukung lingkungan. Dari hasil simulasi perkembangan penduduk dan ekonomi yang telah dilakukan yang berdampak pada status daya dukung lingkungan menunjukkan bahwa untuk status daya dukung lahan 1,07 dan status daya dukung air 1,01 menjelaskan bahwa secara keseluruhan daya dukung lingkungan Kota Tarakan pada akhir simulasi yaitu status aman bersyarat (conditionally suistained).