Kecenderungan perkembangan kawasan perkotaan yang berlangsung ekspansif dan
sprawl pada dasarnya mengarah pada ketidakberlanjutan lingkungan perkotaan
yang diindikasikan dengan penurunan daya dukung lingkungan. Sama halnya yang
terjadi dalam konteks Kota Pulau (Island City), Kota Tarakan merupakan salah satu
kota pulau di Indonesia dan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017
Rencana Tata Ruang Nasional, Kota Tarakan ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan
Nasional (PKN) yang berperan sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat
pelayanan jasa transportasi laut dan pusat pelayanan jasa transportasi udara.
Dengan peran tersebut, daya tarik Kota Tarakan meningkat dan menarik
penduduk luar untuk bermigrasi ke Kota Tarakan sehingga menyebabkan
peningkatan kebutuhan masyarakat akan lahan dan air baku sehingga berdampak
pada penurunan daya dukung lingkungan kedepannya.
Untuk mengantisipasi terlampauinya batas daya dukung lingkungan,
dikembangkan skenario kebijakan dalam meminimalisasi permasalahan terkait
perkembangan perkotaan dan daya dukung lingkungan di masa depan. Pada
penelitian ini menggunakan model System Dynamic yang memperlihatkan akibat
yang terjadi ketika peningkatan penduduk, kawasan terbangun dan ekonomi
ditingkatkan memiliki dampak terhadap daya dukung lingkungan. Dari hasil
simulasi perkembangan penduduk dan ekonomi yang telah dilakukan yang
berdampak pada status daya dukung lingkungan menunjukkan bahwa untuk status
daya dukung lahan 1,07 dan status daya dukung air 1,01 menjelaskan bahwa secara
keseluruhan daya dukung lingkungan Kota Tarakan pada akhir simulasi yaitu status
aman bersyarat (conditionally suistained).