Kedelai memiliki kandungan protein tinggi dan cocok untuk digunakan sebagai sumber protein
dalam pakan ternak. Pengolahan kedelai diharapkan menghasilkan protein terproteksi, yang dapat
meningkatkan penyerapan pada pencernaan ruminansia. Salah satu metode pemrosesan protein
adalah perlakuan panas. Protein Dispersibility Index (PDI) adalah pengukuran kelarutan protein
yang berkorelasi dengan degradasi protein oleh mikroba pada rumen. Dalam hal ini, kelarutan
yang tinggi menunjukkan degradasi dalam rumen yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh waktu, suhu, dan metode pemanasan pada kualitas protein. Parameter yang
digunakan sebagai referensi untuk kualitas protein adalah PDI, yang mewakili rasio antara
supernatan protein kasar terlarut dan protein kasar dalam larutan. Parameter kuantitas protein
diwakili oleh CP (protein kasar), yang diukur dengan metode Kjeldhal sebagai kandungan protein
sampel. Variasi dalam penelitian ini meliputi bahan baku (ampas tahu dan tahu), metode
pemanasan (oven konveksi dan ekstruder), suhu (60 ° C dan 90 ° C) dan waktu (15-90 menit
untuk oven konveksi dan 1- 5 menit untuk ekstruder). Ekstrusi pemanasan selama 3 menit dapat
menurunkan PDI pada pH 7 hingga 25% (60 ° C) dibandingkan dengan protein tanpa perlakuan
(58%). Hasil ini menunjukkan bahwa protein dengan perlakuan panas mungkin cocok untuk
pakan ternak ruminansia. Ditemukan bahwa ada peningkatan kandungan protein kasar dengan
meningkatnya durasi perlakuan panas. Produk dengan kandungan protein kasar tertinggi
diperoleh dengan ekstruder pada suhu 90 ° C, yang memiliki kandungan protein kasar 46% -basis
basah