COVER Sarita Novie Damayanti
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 Sarita Novie Damayanti
PUBLIC Alice Diniarti BAB 2 Sarita Novie Damayanti
PUBLIC Alice Diniarti BAB 3 Sarita Novie Damayanti
PUBLIC Alice Diniarti BAB 4 Sarita Novie Damayanti
PUBLIC Alice Diniarti BAB 5 Sarita Novie Damayanti
PUBLIC Alice Diniarti PUSTAKA Sarita Novie Damayanti
PUBLIC Alice Diniarti
Geopark didefinisikan sebagai kawasan yang dikembangkan dengan konsep
terintegrasi antara perlindungan warisan bumi dan budaya, pendidikan, serta
pengembangan ekonomi lokal. Pengembangan geowisata Batur Global Geopark,
sebagai perwujudan konsep geopark, merupakan salah satu upaya revitalisasi
pariwisata Kintamani dan peningkatan daya saing kawasan. Agar dapat
menstimulasi pembangunan kawasan, geowisata secara umum harus menerapkan
elemen-elemen tertentu yang jika dielaborasi dengan komponen kepariwisataan
maka akan meliputi daya tarik wisata, keberlanjutan lingkungan, wisatawan,
dampak terhadap masyarakat, dan kelembagaan. Dalam perkembangannya,
terdapat beberapa penerapan elemen geowisata yang berjalan secara inkonsisten
dengan prinsip konsep tersebut, salah satunya kurangnya partisipasi dan edukasi
masyarakat serta belum optimalnya konservasi lingkungan akibat aktivitas Galian
C yang dilakukan secara massif. Studi ini bertujuan untuk melakukan kajian
implementasi geowisata dalam pengembangan Kawasan Kaldera Batur sebagai
Global Geopark, sehingga kedepannya dapat disusun strategi pengembangan
geowisata yang lebih efisien sesuai isu-isu strategis kawasan. Disamping itu,
pariwisata sebagai sektor yang bersifat multistakeholder dalam perencanaannya
idealnya mampu mengakomodir kebutuhan seluruh pemangku kepentingan. Oleh
karena itu studi ini juga mempertimbangkan preferensi pemangku kepentingan
yang dikelompokkan menjadi pihak pemerintah; pihak komunitas/ local working
group; dan pihak ketiga/ ahli terhadap elemen apa saja yang sebenarnya paling
prioritas untuk ditangani dalam pengembangan geowisata Batur Global Geopark
berdasarkan berbagai perspektif yang berbeda.
Pendekatan studi ini berdasarkan paradigmanya menggunakan pendekatan
rasionalistik dan termasuk dalam jenis studi kualitatif. Proses analisis deskriptif
sebagai langkah awal studi digunakan untuk mengidentifikasi isu strategis dalam
pengembangan geowisata, dengan melihat penerapannya pada masterplan/
kebijakan strategis kawasan dan kondisi eksisting Batur Global Geopark.
Selanjutnya dilakukan pembobotan elemen geowisata berdasarkan preferensi para
pemangku kepentingan, untuk mengetahui elemen apa saja yang perlu dijadikan
sebagai prioritas dalam pengembangan Batur Global Geopark. Proses pembobotan
ii
tersebut dilakukan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Proces
(AHP). Hasil akhir dari studi ini adalah penyusunan usulan strategi prioritas melalui
proses analisis deskriptif berdasarkan kedua analisis sebelumnya, yang diharapkan
dapat menjadi masukan untuk mengoptimalkan penerapan geowisata dalam
pengembangan Batur Global Geopark kedepannya.
Hasil studi menunjukkan bahwa pengembangan geowisata yang dilakukan sejauh
ini cenderung berorientasi pada pembangunan fisik, sesuai dengan arah kebijakan
dan program aksi yang tertuang dalam masterplan kawasan. Disisi lain, kendala
utama yang dihadapi adalah tata kelola kawasan yang belum optimal, sehingga
berdampak pada inkonsistensi penerapan konsep geowisata dalam pembangunan
Batur Global Geopark. Hal tersebut juga ditunjukkan oleh hasil pembobotan AHP
pihak LWG dan pihak ketiga/ ahli yang menekankan bahwa elemen kelembagaan
seharusnya menjadi prioritas utama untuk mengoptimalkan penerapan geowisata.
Meskipun demikian, seluruh kelompok pemangku kepentingan sebenarnya
sependapat bahwa pembangunan geowisata Batur Global Geopark harus
memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi masyarakat, agar kedepannya
masyarakat dapat menjadi pelaku utama dan penggerak langsung pariwisata
kawasan. Untuk mewujudkannya, berbeda dengan kedua kelompok pemangku
kepentingan lainnya, pihak pemerintah cenderung menitikberatkan pada
pembangunan daya tarik geowisata dan elemen fisik lainnya dengan tujuan
meningkatkan jumlah kunjungan dan length of stay wisatawan, sehingga dapat
menghasilkan manfaat ekonomi bagi masyarakat baik secara langsung maupun
tidak langsung. Usulan strategi prioritas yang dihasilkan selanjutnya
dikelompokkan dalam 2 (dua) aspek, yaitu pengembangan kelembagaan
kepariwisataan dan pengembangan destinasi pariwisata. Strategi prioritas yang
diusulkan untuk pengembangan kelembagaan meliputi pembentukan badan
pengelola Batur Global Geopark, penyusunan skema kelembagaan pengelolaan
Batur Global Geopark, serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam
pengembangan geowisata kawasan. Sedangkan strategi yang diusulkan untuk
pengembangan destinasi meliputi diversifikasi daya tarik geowisata, peningkatan
kemudahan aksesibilitas, serta pengembangan fasilitas penunjang primer
pariwisata.